Biasanya letaknya di depan masjid besar, terkadang juga terpisah berdiri sendiri. Meunasah biasanya tidak digunakan untuk shalat Jumat. Shalat Jumat dilaksanakan di masjid.
Dari markas ini kami dikirim ke berbagai sudut wilayah Aceh Tenggara. Beberapa kecamatan yang dituju antara lain kecamatan Babussalam, Badar, Ketambe, Bambel, Lawe Alas dan Lawe Sigalagala.
Selain itu kami juga dikirim ke wilayah Blangkejeren, yang saat ini sudah berpisah menjadi kabupaten sendiri, yaitu kabupaten Gayo Lues.
Napak Tilas
Ada beberapa tempat yang masih saya ingat dengan jelas maupun secara samar. Selain masjid Aljihad di Lawe Sigalagala dan markas Kutacane, saya juga masih ingat dengan beberapa masjid di Badar, Ketambe dan Blangkejeren.
Masjid Agung At-Taqwa Kutacane yang saat ini berdiri dengan megah, saat itu masih dalam bentuknya yang lama. Saat itupun sudah nampak gagah dan berdiri di atas tanah yang cukup luas. Di depannya terdapat alun-alun yang biasa digunakan sebagai tempat berkumpul warga.
Di Blangkejeren saya bisa menemukan masjid yang pertama tempat menginap kami saat datang ke wilayah tersebut, yaitu masjid Muhammadiyyah. Saya juga sempat menengok sebuah masjid di wilayah Rikit Gaib, Gayo Lues.
Tempat lain yang menjadi kenangan adalah Sungai Alas, sungai terpanjang di Aceh. Arus sungai ini cukup deras dan sekarang menjadi salah satu tempat terbaik untuk kegiatan arung jeram.