Alhamdulillah, tanggal 6 April 2018 lalu saya mendapat tugas ke Padang selama 11 hari. Padang atau  Sumatera Barat adalah salah satu tempat tujuan wisata impian yang sudah lama ingin saya kunjungi.
Karena itu, meski waktu untuk jalan-jalan sangat terbatas, saya mencoba memanfaatkan waktu semaksimal mungkin agar di sela-sela tugas kantor, saya juga bisa berkunjung ke berbagai tempat di Sumatera Barat yang punya potensi wisata luar biasa dan lengkap, baik wisata alam, budaya, religi dan tentu saja tambo ciek, wisata kulinernya.
Untuk menyiasatinya, saya memajukan satu hari jadwal perjalanan saya. Dari biasanya hari Ahad, menjadi hari Sabtu. Biar tambah gayeng, kali ini saya mengajak istri saya, tentu dengan biaya sendiri.
Begitu sampai di hotel di Padang tengah hari, kami langsung meletakkan barang di hotel. Setelah itu langsung mencari makan sekalian ingin menjajal kulinernya. Alhamdulillah, ada warung makan di dekat hotel. Rasanya memang sangat nendang, lain dengan masakan Padang yang saya temui di Bandung atau Jakarta.
Setelah persoalan perut selesai, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Museum Adityawarman yang letaknya tidak jauh dari hotel kami. Kami berjalan kaki ke museum tersebut. Setelah berkeliling museum dan mengambil beberapa gambar kami kemudian berpindah ke Masjid Raya Padang yang terletak di Jalan Khatib Sulaiman.
Arsitekturnya yang unik telah menarik perhatian saya untuk segera mengunjungi masjid tersebut. Kami sempat melakukan shalat tahiyyatul masjid di masjid yang pembangunannya belum selesai 100 persen tersebut.
Setelah itu kami berpindah lagi ke Pantai Padang. Kami duduk-duduk di tepi pantai sambil menikmati segarnya air kelapa muda dan buah durian yang banyak dijajakan oleh para pedagang. Di Padang harga 1 buah kelapa muda hanya lima ribu rupiah, sementara di Depok atau Jakarta, paling murah 10 ribu rupiah. Â Harga satu buah durian kecil 10 ribu rupiah, cukup murah dan dijamin enak. Kami berdua sempat membelah tiga buah durian.
Sehabis itu kami langsung pulang ke hotel untuk beristirahat dan menyimpan tenaga untuk perjalanan esok paginya.
Sesiang di Bukittinggi
Ada beberapa pilihan tempat yang rencananya akan kami kunjungi di hari Ahad pagi. Salah satunya adalah ke Solok. Disana ada teman satu sekolah saya dan istri saya sewaktu di Yogya dulu. Kami sempat kontak-kontakan via ponsel, tetapi tempat dia tinggal ternyata cukup jauh dan tak mungkin dijangkau dalam waktu sehari.
Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Bukittinggi. Kami berangkat dari hotel jam setengah tujuh pagi dengan naik angkot menuju Basko, pangkalan travel jurusan Padang - Bukittinggi.
Sampai di Basko, kami harus menunggu sampai penumpang penuh. Tepat pukul 8 penumpang baru penuh, kendaraan langsung berangkat. Â
Perjalanan Padang Bukittinggi adalah perjalanan yang sangat menyenangkan. Jalanan mulus, pemandangan kanan kiri juga sangat indah. Ada rumah-rumah adat khas Minang, Pepohonan yang masih rimbun, sawah-sawah yang terhampar luas. Tepat pukul 11 kami sudah sampai di Bukittinggi, tepat di dekat Jam Gadang.
Sehabis makan kami melanjutkan perjalanan, kali ini tujuannya ke Ngarai Sianok. Tetapi sebelumnya kami ingin memberi beberapa oleh-oleh di Pasar Baweh, tentu saja harus melewati tangga turun yang legendaris itu, Janjang Ampek Puluah. Â Istri saya membeli ikan bilih dan sanjai, saya sempat mencicipi Dadih, yogurt dari susu kerbau ala Minangkabau.
Dari Pasar Baweh, kami naik bendi dan kemudian berjalan kaki menuju Ngarai Sianok. Sampai disini istri saya sudah merasa capek dan tidak sanggup melanjutkan perjalanan lagi. Akhirnya kami memutuskan pulang kembali ke Padang, setelah sebelumya melakukan shalat dzuhur di masjid dekat Ngarai Sianok.
Pemandangan sepanjang perjalanan  Padang-Bukittinggi bisa dilihat pada channel Youtube di bawah ini yang diupload oleh akun Tabayang Juo pada 19 Maret 2018.
Meski hanya tiga jam, perjalanan sesiang di Bukittinggi pada hari itu cukup mengesankan. Niat kami minggu depannya kami akan kembali lagi untuk mengeksplor seluruh sudut kota ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H