Sampai di Basko, kami harus menunggu sampai penumpang penuh. Tepat pukul 8 penumpang baru penuh, kendaraan langsung berangkat. Â
Perjalanan Padang Bukittinggi adalah perjalanan yang sangat menyenangkan. Jalanan mulus, pemandangan kanan kiri juga sangat indah. Ada rumah-rumah adat khas Minang, Pepohonan yang masih rimbun, sawah-sawah yang terhampar luas. Tepat pukul 11 kami sudah sampai di Bukittinggi, tepat di dekat Jam Gadang.
Sehabis makan kami melanjutkan perjalanan, kali ini tujuannya ke Ngarai Sianok. Tetapi sebelumnya kami ingin memberi beberapa oleh-oleh di Pasar Baweh, tentu saja harus melewati tangga turun yang legendaris itu, Janjang Ampek Puluah. Â Istri saya membeli ikan bilih dan sanjai, saya sempat mencicipi Dadih, yogurt dari susu kerbau ala Minangkabau.
Dari Pasar Baweh, kami naik bendi dan kemudian berjalan kaki menuju Ngarai Sianok. Sampai disini istri saya sudah merasa capek dan tidak sanggup melanjutkan perjalanan lagi. Akhirnya kami memutuskan pulang kembali ke Padang, setelah sebelumya melakukan shalat dzuhur di masjid dekat Ngarai Sianok.
Pemandangan sepanjang perjalanan  Padang-Bukittinggi bisa dilihat pada channel Youtube di bawah ini yang diupload oleh akun Tabayang Juo pada 19 Maret 2018.
Meski hanya tiga jam, perjalanan sesiang di Bukittinggi pada hari itu cukup mengesankan. Niat kami minggu depannya kami akan kembali lagi untuk mengeksplor seluruh sudut kota ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H