Ojek atau taksi online saat ini sudah menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan bagi masyarakat kota di Indonesia. Saat ini, banyak orang yang sudah beralih hati dari kendaraan umum dan kendaraan pribadi ke ojek atau taksi online. Saya sendiri sekarang juga lebih banyak menggunakan moda kendaraan tersebut saat bepergian ke tempat-tempat yang tidak terlalu jauh.
Beberapa bulan yang lalu, kerabat saya dari Jawa datang ke Bandung, tempat kos saya sekarang. Mereka juga pingin jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di kota Kembang tersebut.
Dulu, saya pasti akan menyewa mobil untuk mengantar mereka. Sekarang,  saya  cukup memesan taksi online saja untuk setiap perpindahan dari satu tempat wisata ke tempat wisata yang lain.
Kalau saya harus menyewa mobil, maka paling tidak saya harus mengeluarkan uang sekitar 600 ribu rupiah plus akomodasi sopir. Dengan taksi online saya cukup mengeluarkan ongkos tidak lebih dari 300 ribu rupiah. Itu sudah gonta-ganti mobil dan wangi pula. Mobil bisa dipesan setiap saat dan langsung datang dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Di Stasiun Depok Baru misalnya, tempat setiap akhir pekan saya pulang, ojek online itu sudah seperti laron keluar dari sarangnya pada setiap jam pulang kerja. Begitu satu kereta commuter berhenti, maka ratusan orang akan turun memenuhi stasiun tersebut. Banyak di antara mereka yang berjalan langsung menuju shelter ojek online untuk memesan kendaraan tersebut.
Dalam suasana seperti itu, shelter dan jalan ditempat orang naik ojek online menjadi sangat padat dan seringkali menyulitkan para tukang ojek online dalam mencari calon penumpangnya. Kadang-kadang mereka harus menelpon calon penumpangnya sampai lama dan itu pun masih susah menemukannya. Hal semacam ini kadang-kadang bisa menaikan tensi emosi pada kedua belah pihak.
Dua hal ini cukup membantu
Ada dua hal yang selalu saya lakukan setiap kali saya memesan tukang ojek online. Pertama, begitu mendapat driver, saya biasanya langsung mengirim sms tentang posisi dan ciri-ciri saya. Karena saya sering pakai kopiah, maka biasanya saya tulis, "Pak saya pakai kopiah warna ini, baju warna ini dan posisinya disini..."
Yang kedua, ketika memesan saya selalu sudah berada di tempat atau paling tidak dalam posisi dekat menuju tempat tersebut. Kedua cara sederhana ini ternyata cukup ampuh untuk mempertemukan driver ojek dengan penumpangnya.
Saya selalu menegur anak saya ketika mereka memesan ojek online sementara mereka masih berada di rumah karena cara seperti ini hanya akan membuat tukang ojek bingung mencari calon penumpang dan kemudian mereka harus menelpon para calon penumpangnya.
Jika hal seperti terjadi, maka tentu akan memberatkan tukang ojek online. Kita tahu biaya telepon, apalagi telepon beda operator, saat ini cukup mahal. Sekali telpon bisa menghabiskan 1 sampai dua ribu rupiah. Sementara ongkos ojek yang kita bayar kadang tidak sampai 5 ribu rupiah.