Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengukur Kadar Nasionalisme Ancol

4 Desember 2010   09:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:02 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaan Taman Impian Jaya Ancol, atau yang lebih dikenal dengan nickname-nya Ancol, sebagai sebuah kawasan wisata terpadu telah mendapat pengakuan dari masyarakat luas, baik dari dalam maupun luar negeri.

[caption id="attachment_101066" align="alignright" width="270" caption="Ancol yang terus berbenah"][/caption] Dengan tiga theme park unggulannya yaitu Dunia Fantasi, Gelanggang Samudra dan Atlantis Water Adventure, sertawisata kuliner, seni budaya, edutainment dan entertainment outdoor venue tepi pantai dalam kota Jakarta, Ancol terus berpacu dan berbenah diri. Dengan fasilitas rekreasi yang tidak kalah dengan kawasan wisata terkenal dunia lainnya, Ancol telah menjadi salah satu destinasi utama wisata di Jakarta, bahkan di Indonesia.

Di luar kontribusi utamanya di dunia wisata, Ancol sebenarnya juga banyak memberikan sumbangsih di bidang lain, sebagai efek sampingdari aktivitas utamanya tersebut.

Tulisan di bawah ini ingin mencatat beberapa kontribusi yang telah, sedang dan akan terus diberikan Ancol.

Ancol, pilihan utama wisatawan

Peran ini tentu peran yang paling menonjol yang diberikan Ancol, yaitu memberikan tempat rekreasi yang berkualitas dan berstandar tinggi, tetapi dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.

[caption id="attachment_101067" align="alignleft" width="270" caption="Pantai Ancol yang selalu ramai dengan pengunjung"]

13029456331090725687
13029456331090725687
[/caption] Buktinya, jumlah pengunjung Ancol dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Kalau pada tahun 2009 lalu, total pengunjung Ancol mencapai 14,1 juta jiwa, maka tahun 2010 ini, jumlahnya mencapai angka 14,5 juta, atau rata-rata setiap bulannya hampir sekitar 1,2 juta pengunjung dan setiap harinya, rata-rata hampir 40 ribu pengunjung.

Bagi sebuah tempat rekreasi, bukan merupakan sesuatu yang mudah untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan jumlah pengunjung dari waktu-waktu, apalagi jika kita melihat kondisi ekonomi negara dan daya beli masyarakat kita yang belum kunjung membaik.

Dengan jumlah pengunjung yang terus meningkat tersebut dapat menjadi indikasi bahwa Ancol cukup berhasil menyediakan fasilitas rekreasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Ancol, tempat yang nyaman bagi para pekerja

Sebagai sebuah perusahaan, Ancol merupakan tempat bekerja bagi para karyawannya, dari mulai tingkat ekskutif sampai karyawan pada level terendah, seperti satpam, petugas loket dan tenaga kebersihan dan sebagainya.

Ada beberapa ciri sebuah perusahaan bisa dikatakan sebagai perusahaan yang sehat. Antara lain, perusahaan mampu memberikan gaji dan penghasilan yang memadai kepada para karyawannya sehingga mereka dapat berkonsentrasi penuh pada pekerjaan utamanya. Para karyawan tidak lagi dipusingkan untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendasar, seperti makan, pakaian, rumah,pendidikandan sebagainya.

[caption id="attachment_101068" align="alignright" width="270" caption="Petugas selalu bersemangat membersihkan pantai"]

1302945761531017654
1302945761531017654
[/caption] Perusahaan juga memberi kesempatan yang sama kepada para karyawannya untuk dapat meniti karier yang setinggi-tingginya. Selain itu, perusahaan juga memberikan kesempatan yang luas kepada para karyawannya untuk dapat mengembangkan diri dengan mengikutsertakan mereka dalam berbagai jenis pelatihan dan pendidikan, di dalam maupun luar negeri.

Sejauh pengamatan saya, para karyawan Ancol tampak happy-happy saja dan nyaman berada dalam naungan Ancol. Selama ini belum pernah terdengar gejolak dari para karyawan yang mengajukan berbagai tuntutan yang sifatnya normatif kepada perusahaan.

Ancol, menciptakan peluang kerja

[caption id="attachment_101069" align="alignleft" width="270" caption="Tukang perahu Ancol"]

13029458361754688987
13029458361754688987
[/caption] Di samping memberikan pekerjaan kepada para karyawannya, Ancol juga menciptakan peluang kerja kepada masyarakat luas untuk bersama-sama menikmati manisnya rejeki Ancol, baik langsung maupun tidak langsung. Yang dapat menikmati langsung, antara lain adalah para pedagang yang jumlahnya ratusan dan bertebaran di seluruh kawasan Ancol, tukang ojek,tukang perahu, tukang foto dan lain sebagainya. Sementara yang mendapat cipratan rejeki secara tidak langsung antara lain adalah para tenaga kerja yang bergerak di bidang transportasi yang melayani trayek melewati kawasan Ancol. 

Ancol, ramah bagi lingkungan hidup

Sebagai kawasan wisata, Ancol sebenarnya telah dirancang sejak abad ke-17. Tetapi ketika Perang Dunia II meletus dan kemudian disusul perang kemerdekaan, Ancol menjadi kawasan yang kotor, kumuh dan penuh lumpur. Pada waktu itu Ancol menjadi kawasan yangterlupakan sehingga sungai Ciliwungleluasa menumpahkan air dan lumpurnya ke Ancol.

[caption id="attachment_101070" align="alignright" width="270" caption="Lingkungan Ancol yang hijau"][/caption] Lewat Keputusan Presiden pada akhir Desember 1965, Bung Karno memerintahkan kepada Gubernur DKI Jaya waktu itu, dr. Soemarno, untuk menjadikan Ancol kembali sebagai kawasan wisata. Proyek pembangunan ini baru terlaksana di bawah pimpinan Ali Sadikin yang ketika itu menjadi Gubernur Jakarta. Pembangunan Ancol dilaksanakan oleh PD Pembangunan Jaya di bawah pimpinan Ir. Ciputra.

Mulai saat itulah dilakukan penataan kembali kawasan Ancol di wilayah seluas 552 kilometer persegi. Dan hasilnya,seperti dapat kita lihat saat ini, Ancol menjadi kawasan yang paling indah dan hijau di wilayah Jakarta.

Tak hanya berhenti sampai disitu, Ancol saat ini juga tengah membangun Ecopark, sebuah rencana besar untuk menata lingkungan Ancolmenjadi sebuah taman dengan perpaduan konsep blue Ancol dan green Ancol. Konsepnya mengadaptasi dari taman-taman indah di dunia, yang sudah dikembangkan di Amerika Serikat. Inggris, Prancis, dan Kanada.

[caption id="attachment_101071" align="alignleft" width="270" caption="Ecopark Ancol"][/caption] Di Ecopark ini, Ancol akan membangun daerah kanal sebesar 20 persen dari area Ancol Ecopark dengan konsep reline, reform, dan create. Pembangunan kanal tersebut, di samping sebagai drainase untuk mengantisipasi air pasang, gelombang laut dan curah hujan yang tinggi, juga menjadi saluran transportasi air yang menghubungkan berbagai unit rekreasi di kawasan Taman Impian Jaya Ancol.

Konsep blue Ancol dan green Ancol didasari oleh keinginan untuk membangun suatu kawasan wisata yang akan memberi -nilai tambah lebih kepada pengunjung dari sekadar menyajikan hiburan atau permainan semata. Melalui konsep tersebut, kawasan Ancol akan terus ditata dengan memasukkan unsur kelangsungan ekosistem alam, sehingga setiap pengunjung Ancol tidak hanya menikmati wahana hiburan, juga sekaligus bisa menikmati lingkungan yang serasi dengan ekosistem alam.

Ancol, ramah bagi warga sekitar

[caption id="attachment_101072" align="alignright" width="270" caption="Sekolah Rakyat Ancol (www.ancol.com)"]

13029460511239403749
13029460511239403749
[/caption] Untuk membantu program pemerintah Wajib Belajar 9 Tahun, Ancol bekerja sama dengan Yayasan Sekolah Rakyat Indonesia mendirikan Sekolah Rakyat Ancol (SRA) untuk memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu di sekitar Ancol.Kegiatan ini diberi nama Tempat Kegiatan Belajar Mandiri Sekolah SMP Terbuka Rakyat Ancol, saat ini telah berdiri 2 sekolah terbuka di Kelurahan Pademangan Barat dan Ancol. Sementara untuk mengajak masyarakat sekitar untuk sama-sama membangun Ancol, terutama dalam hal pengelolaan sampah yang menumpuk, dibentuklah program Ancol Sayang Lingkungan (ASL). Dari hasil diskusi dengan warga akhirnya disepakati untuk mencoba mengolah sampah tersebut menjadi kertas daur ulang dan kompos.

Produk kertas daur ulang telah dirasakan manisnya oleh warga karena produk ini menjadi andalan PT Taman Impian Jaya Ancol seperti untuk kertas kartu nama, kertas fotocoy dan Astra juga telah mengambil hasil produksinya.Tidak hanya itu, kertas daur ulang ini kemudian dibentuk menjadi tempat tisu, bingkai foto, dan lain-lain. Bahkan Gubernur DKI pernah memesan kotak angpao dari kertas daur ulang.

Ancol peduli bencana

Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di dunia wisata, yang biasanya dikaitkan dengan dunia yang penuh dengan kesenangan dan hura-hura, Ancol tidak melupakan mereka-mereka yang saat ini sedang tertimpa musibah meletusnya Gunung Merapi. Kalau perusahaan lain biasanya hanya mengirimkan uang atau barang sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka yang tertimpa musibah, maka Ancol tidak mau hanya berhenti di situ. Ancol sekaligus juga mengkoordinir pengiriman 180 personil lengkap dengan mobil truk, ambulan, pick up, mini bus, mobil dapur umum, bus bantuan, mobil freezer, mobil box, mobil jeep dalam jumlah yang memadai, serta obatan-obatan, bahan makanan dan sarana pendukung lainnya. Mereka bertugas di sana selama 14 hari dengan tujuan untuk meringankan beban dan memulihkan kondisi para korban agar mereka dapat menyongsong kembali kehidupan selanjutnya.

Ancol, memberikan kontribusi untuk negara

Sebagai badan usaha, setiap tahun Ancol selalu meyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar ke Pemprov DKI Jakarta. Pada tahun 2008, PAD yang disumbangkan sebesar Rp 43 miliar, tahun 2009, Rp 46 miliar dan tahun 2010 ini ditargetkan menyumbang Rp 49 miliar. Di samping PAD, Ancol tentunya juga patuh dalam membayar pajak dan kontribusi lain untuk negara yang memang telah menjadi kewajibannya.

Nasionalisme Ancol ?

[caption id="attachment_101074" align="alignleft" width="270" caption="Idealisme dan nasionalisme Ancol"][/caption] Untuk menakar kadar nasionalisme Ancol, terlalu remeh apabila kita hanya mengukurnya dengan ukuran-ukuran yang sifatnya simbolis saja, misalnya bagaimana upacara dilaksanakan setiap bulan di Ancol, bagaimana Ancol menyambut hari-hari besar nasional atau bagaimana Ancol memasang spanduk-spanduk yang berisi slogan untuk mencintai produk dalam negeri dan lain sebagainya.

Cara mengukur yang lebih jelas adalah dengan melihat bagaimana track record dan komitmen yang telah ditunjukkan oleh Ancol selama ini, apakah Ancol, di balik nama besarnya, telah memberikan sumbangsih dan kontribusi yang memadai bagi masyarakat dan negara, ataukah Ancol lebih banyak bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri saja dan hanya menjadi kepanjangan tangan pihak asing dalam pengembangan dunia wisata di Indonesia.

Catatan di atas mudah-mudahan dapat sedikit membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan dapat sedikit menjelaskan dimana posisi Ancol sebenarnya.

Secara pribadi, saya yakin masih banyak sumbangan dan kontribusi lain yang telah diberikan Ancol untuk bangsa dan negara ini sebagai bagian dari tanggung jawab dan nasionalismenya terhadap tanah air tercinta. Kalau sudah begitu, mau bicara nasionalisme yang mana lagi ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun