Pada dasarnya, manusia itu harus dibiasakan. Pendidikan Anti Korupsi harus diadakan sejak pendidikan dasar. Agar anak-anak tahu bahwa korupsi itu hanya membawa pada kerugian, untuk orang lain  serta diri sendiri.Â
Nah, apasih pentingnya mempelajari pendidikan anti korupsi? Pertama, siswa dapat mengetahui seluk beluk korupsi. Mulai dari penyebab, dampak, dan kasus-kasus korupsi yang terjadi. Di pendidikan anti korupsi ini juga siswa dapat mempelajari hukum-hukum yang berlaku, sehingga siswa dapat waspada terhadap perbuatannya, apakah termasuk tindak korupsi yang harus dihindari atau bukan. Â Pendidikan Anti Korupsi menjadi sangat penting untuk siswa agar tumbuh menjadi pribadi antikorupsi.
2. Penanaman Karakter
Nah, selanjutnya penanaman karakter pada anak juga sangat berpengaruh loh kompasioners.. karena manusia itu pada dasarnya berjalan di atas kebiasaan. Jika sejak anak-anak sudah terbiasa memiliki karakter jujur, saling tolong menolong, mematuhi aturan, berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan, dan dibiasakan bersaing secara sehat. Pasti, ketika dewasa mereka akan terbiasa dengan rutinitasnya. Sehingga, adat budaya korupsi bukanlah menjadi bagian dari mereka.Â
Kompasioners harus membiasakan diri dengan karakter antikorupsi. Bingung gimana caranya? Balik lagi, semua hal itu dimulai dari yang paling kecil dan harus dibiasakan. Jadi untuk menumbuhkan pribadi antikorupsi di jiwa kompasioners, kalian bisa mulai menerapkan untuk tidak menyontek, tidak mem-bully, dan sering membantu teman yang kesulitan. Jangan lupa ya kompasioners, dibiasakan dan dikembangkan.Â
3. Pola Asuh Orangtua
Kompasioners tahu ngga sih pola asuh orangtua juga menjadi hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang sang penerus. Jika orangtua menginginkan anaknya menjadi pribadi antikorupsi, orangtua juga harus mencontohkan jiwa pribadi anti korupsi. Seperti, tidur tepat waktu; tidak melebihkan atau mengurangi uang jajan; dan selalu memberi nasihat tentang betapa meruginya korupsi.
Nah, hal hal seperti saja sih yang harus dihindari orangtua? Pertama, jangan selalu membenarkan perilaku anak. Hal ini dapat membuat sang anak berpikir bahwa apa yang dilakukannya adalah kebenaran, sehingga kedepannya bisa saja ia mengulangi kesalahan yang sama atau bahkan kesalahan yang lebih besar. Kedua, jangan membiasakan sikap egois kepada anak. Ini akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi anti empati. Ketiga, sebagau orangtua jangan selalu mengharapkan hasil yang baik. Orangtua baiknya menghargai usaha sang anak, karena jika hanya berorientasi pada hasil sang anak akan terbiasa untuk melakukan apapun agar hasilnya seperti yang diinginkan.