Mohon tunggu...
Aliy Shobbarin
Aliy Shobbarin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun

Saya Aliy Shobbarin Syakuur Saya merupakan Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Ibn Khaldun Bogor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaknai Hidup pada Novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" melalui Analisis Komunikasi Massa

4 Januari 2024   21:37 Diperbarui: 4 Januari 2024   21:43 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Aliy Shobbarin Syakuur

Dalam era digital ini, di mana informasi tersebar luas melalui berbagai media, novel tetap menjadi salah satu bentuk seni tulis yang mampu memberikan sudut pandang mendalam terhadap kehidupan. Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" karya Tere Liye.

Pesan moral yang paling menonjol dalam novel ini adalah pentingnya memaknai hidup dengan baik. Novel ini mengajarkan kepada pembaca bahwa setiap perbuatan kita memiliki dampak bagi orang lain. Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati dalam bertindak dan berkata-kata. 

Selain itu, novel ini juga mengajarkan kepada pembaca pentingnya bersyukur atas apa yang kita miliki. Rehan (tokoh utama dalam novel) menyadari bahwa ia telah memiliki banyak hal yang berharga, tetapi ia tidak pernah menyadarinya. Setelah ia diberi kesempatan untuk kembali ke masa lalu, ia mulai belajar untuk bersyukur atas apa yang ia miliki.

Novel ini bukan hanya sekedar kisah cinta dan kehidupan, tetapi juga membuka ruang untuk memaknai hidup melalui lensa komunikasi massa. Artikel ini akan menguraikan unsur-unsur komunikasi massa yang dapat ditemukan dalam novel tersebut, serta mengaitkannya dengan teori-teori yang relevan.

Unsur -- Unsur Komunikasi Massa dalam "Rembulan Tenggelam di Wajahmu".

  • Bahasa dan Simbolisme

Salah satu unsur komunikasi massa yang mencolok dalam novel ini adalah penggunaan bahasa yang kaya dan simbolisme yang mendalam. Tere Liye menggambarkan perasaan dan pemikiran tokoh-tokohnya dengan kata-kata yang indah dan penuh makna. Simbol-simbol seperti "rembulan tenggelam" menjadi metafora bagi perjalanan hidup, mengajak pembaca untuk merenung dan memaknai makna di balik setiap peristiwa.

  • Representasi Media Massa

Dalam novel ini, media massa muncul sebagai elemen penting yang memengaruhi pandangan tokoh-tokoh terhadap dunia. Karakter-karakter dihadapkan pada pemberitaan media, memunculkan pertanyaan mengenai kebenaran dan manipulasi informasi. Hal ini menciptakan refleksi terhadap peran media massa dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap kejadian di sekitar mereka.

  • Interaksi Antar Karakter

Komunikasi antar karakter dalam novel ini mencerminkan dinamika komunikasi massa dalam masyarakat. Tere Liye menggambarkan konflik, kesalahpahaman, dan resolusi dengan cara yang memperkaya pengalaman pembaca. Hal ini sejalan dengan teori interaksi simbolik yang menekankan pentingnya simbol-simbol dan makna dalam interaksi sosial.

Kaitan dengan Teori Komunikasi Massa

  • Teori Agenda Setting.

Menurut McCombs, M., & Shaw, D. L. (1972) Teori ini mengemukakan bahwa media massa memiliki kekuatan untuk menetapkan agenda atau fokus perhatian masyarakat dengan menentukan topik-topik yang dianggap penting.

Dalam novel ini, Tere Liye berperan sebagai agenda setter yang mengarahkan perhatian pembaca pada aspek-aspek kehidupan yang memerlukan refleksi. Ia menempatkan isu-isu esensial seperti cinta, kebahagiaan, dan perjuangan sebagai fokus utama, membantu pembaca untuk merenung dan memaknai hidup mereka sendiri.

  • Teori Use and Gratifications

Menurut Katz, E., Blumler, J. G., & Gurevitch, M. (1974) Teori ini menekankan bahwa audiens menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadi mereka, seperti hiburan, informasi, identifikasi, dan interaksi sosial.

Teori uses and gratifications mencoba menjelaskan mengapa orang mengonsumsi media massa dan bagaimana mereka memperoleh kepuasan dari konsumsi tersebut. Dalam hal ini, pembaca novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" mencari kepuasan intelektual dan emosional. Mereka memanfaatkan novel ini sebagai sumber inspirasi untuk memahami lebih baik makna hidup dan menghadapi tantangan hidup dengan semangat.

  • Teori Cultivation.

Menurut Gerbner, G., Gross, L., Morgan, M., & Signorielli, N. (1980) Teori ini berpendapat bahwa tayangan media, terutama televisi, secara bertahap membentuk persepsi dan pandangan dunia masyarakat melalui akumulasi pesan yang sering ditayangkan.

Teori cultivation berfokus pada pengaruh jangka panjang media massa terhadap pandangan dan sikap individu terhadap realitas sosial. Melalui narasinya, Tere Liye ikut membentuk persepsi pembaca tentang kehidupan. Novel ini dapat memengaruhi pembaca untuk lebih menghargai nilai-nilai kehidupan, menciptakan pemahaman bersama tentang kebermaknaan hidup.

Novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" bukan hanya sekadar kisah, tetapi juga merupakan medium yang memaknai hidup melalui unsur-unsur komunikasi massa. Dengan bahasa yang indah, simbolisme yang mendalam, dan pemaparan dinamika interaksi sosial, Tere Liye berhasil menciptakan karya yang merangsang pemikiran pembaca. Analisis unsur-unsur komunikasi massa dalam novel ini menghadirkan refleksi mendalam tentang peran media, bahasa, dan interaksi sosial dalam membentuk pemahaman hidup. Sehingga, melalui novel ini, pembaca diajak untuk tidak hanya membaca kisah, tetapi juga merenungkan dan memaknai hidup mereka sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun