Dalam novel ini, Tere Liye berperan sebagai agenda setter yang mengarahkan perhatian pembaca pada aspek-aspek kehidupan yang memerlukan refleksi. Ia menempatkan isu-isu esensial seperti cinta, kebahagiaan, dan perjuangan sebagai fokus utama, membantu pembaca untuk merenung dan memaknai hidup mereka sendiri.
- Teori Use and Gratifications
Menurut Katz, E., Blumler, J. G., & Gurevitch, M. (1974) Teori ini menekankan bahwa audiens menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadi mereka, seperti hiburan, informasi, identifikasi, dan interaksi sosial.
Teori uses and gratifications mencoba menjelaskan mengapa orang mengonsumsi media massa dan bagaimana mereka memperoleh kepuasan dari konsumsi tersebut. Dalam hal ini, pembaca novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" mencari kepuasan intelektual dan emosional. Mereka memanfaatkan novel ini sebagai sumber inspirasi untuk memahami lebih baik makna hidup dan menghadapi tantangan hidup dengan semangat.
- Teori Cultivation.
Menurut Gerbner, G., Gross, L., Morgan, M., & Signorielli, N. (1980) Teori ini berpendapat bahwa tayangan media, terutama televisi, secara bertahap membentuk persepsi dan pandangan dunia masyarakat melalui akumulasi pesan yang sering ditayangkan.
Teori cultivation berfokus pada pengaruh jangka panjang media massa terhadap pandangan dan sikap individu terhadap realitas sosial. Melalui narasinya, Tere Liye ikut membentuk persepsi pembaca tentang kehidupan. Novel ini dapat memengaruhi pembaca untuk lebih menghargai nilai-nilai kehidupan, menciptakan pemahaman bersama tentang kebermaknaan hidup.
Novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" bukan hanya sekadar kisah, tetapi juga merupakan medium yang memaknai hidup melalui unsur-unsur komunikasi massa. Dengan bahasa yang indah, simbolisme yang mendalam, dan pemaparan dinamika interaksi sosial, Tere Liye berhasil menciptakan karya yang merangsang pemikiran pembaca. Analisis unsur-unsur komunikasi massa dalam novel ini menghadirkan refleksi mendalam tentang peran media, bahasa, dan interaksi sosial dalam membentuk pemahaman hidup. Sehingga, melalui novel ini, pembaca diajak untuk tidak hanya membaca kisah, tetapi juga merenungkan dan memaknai hidup mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H