Banyak ibu yang mengalami kondisi ini setelah melahirkan, emosi  berlebihan dan perasaan sedih yang  disertai tangisan  yang tidak diketahui penyebabnya. Pada saat ini mungkin kita tidak dapat lagi  melihat ibu tersenyum atau tertawa. Beberapa ibu merasa sangat khawatir, cemas dan tegang. Â
Beberapa ibu merasa tidak enak, tidak nyaman, nyeri dimana -- mana , sakit, dan tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya. Bantu dia atau sembuhkan dia. Kebanyakan ibu merasa sangat lelah, lesu ataupun malas hampir setiap kali setelah melahirkan. Selain daripada itu  Seringkali kita menjumpai ibu-ibu ini sulit  tidur, beberapa bahkan  tidak bisa tidur.(Suryati, 2008)
- Penyebab Kemungkinan Terjadinya Baby Blues
Menurut Kruckman, terjadinya depresi pasca melahirkan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
1. Biologi, khususnya perubahan hormonal yang terjadi pada masa nifas.
2. Karakteristik ibu, antara lain:
-  Faktor usia. Faktor usia seorang wanita pada saat hamil dan melahirkan seringkali dikaitkan dengan persiapan mental seorang wanita untuk menjadi  ibu;
- Faktor pengalaman. Depresi pasca persalinan lebih sering terjadi pada wanita yang baru pertama kali melahirkan, karena menjadi ibu dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bayi merupakan situasi yang benar-benar baru bagi ibu;
- Faktor pendidikan. Ibu yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan  ibu yang bekerja dan tuntutan ibu rumah tangga;
- Faktor  proses persalinan. Hal ini mencakup durasi persalinan serta intervensi medis yang digunakan selama proses kelahiran;
- Faktor dukungan sosial. Dengan bantuan banyak kerabat selama hamil, melahirkan dan nifas, beban kehamilan ibu  sedikit banyak berkurang. (Rusli et al., 2011)
Selain itu juga, penyebab baby blues juga dapat dikarenakan adanya kecemasan, kekhawatiran karena memikirkan ketidaksiapannya dalam merawat anak dan juga bisa saja karena keletihan atau kelelahan saat proses persalinan.
- Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Baby BluesÂ
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta yaitu  kula dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota atau kelompok kerabat".  Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.Â
Keluarga inti (nuclear family ) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Adapun keluarga non-inti atau yang dikenal dengan keluarga luas (extentended family) yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing isteri dan suami. (Kamali & Nawawi, 2023)
Dukungan keluarga dapat diberikan secara emosional, meliputi perasaan cinta dan kasih sayang, yang akan membuat ibu merasa diperhatikan dan dapat mengurangi kesedihan, selain itu juga memberikan informasi termasuk mencakup nasehat dalam menghadapi permasalahan, memberikan tempat bagi ibu  untuk berkeluh kesah dan membantu ibu dalam belajar atau beradaptasi dengan peran mereka.Â
Sebagai seorang ibu baru, dukungan konkrit berupa dukungan fisik dan materil membantu ibu merasa terdukung dalam merawat bayinya sehingga ia dapat mempunyai waktu istirahat dan  tidur malam yang nyenyak karena harus tetap terjaga. untuk menyusui, dan penghargaan tersebut membuat ibu merasa dihargai atas usahanya dalam mengasuh anak dan menikmati hubungan timbal balik dari suami dan mertuanya, sehingga memotivasi ibu untuk melakukan  yang terbaik.Â
Dukungan keluarga pada ibu akan mengurangi terjadinya baby blues, hal ini sesuai dengan teori  Taylor yang menyatakan bahwa manfaat dukungan sosial  efektif dalam mengurangi kondisi bahaya psikologis pada saat stres.Â