Tingginya harga bawang merah tidaklah menguntungkan bagi petani, selain disebabkan oleh sedikitnya produksi juga disebabkan oleh panjangnya rantai pemasaran dan banyaknya pedagang tengkulak yang memainkan harga. Pedagang yang menahan surplus produksi bawang merah akan menyebabkan naiknya harga bawang merah di pasaran, padahal harga ditingkat petani masih normal.Â
Koordinasi antara kementerian pertanian dengan kementerian perdagangan sangat perlu dilakukan dalam mengatasi masalah kenaikan harga yang sering terjadi. Pemerintah dapat memutus rantai tengkulak dengan dilakukannya pengelolaan pascapanen pada saat stok pasokan melimpah. Pengelolaan pascapanen yang baik akan meminimalisir terjadinya rantai pemasaran yang panjang dan petani mendapatkan harga jual yang layak untuk usahatani mereka. Selain dilakukannya pengelolaan pascapanen, sangat diperlukan pembenahan tata niaga Bulog untuk membeli bawang merah produksi petani.
Kebutuhan bawang merah yang semakin meningkat merupakan peluang pasar yang besar serta menjadi motivasi petani untuk meningkatkan produksi bawang merah. Usaha budidaya bawang merah memiliki prospek dan peluang yang sangat baik di masa yang akan datang. Besarnya peluang usaha untuk dapat menjangkau pasar nasional maupun internasional menjadikan bawang merah sebagai salah satu komoditi prioritas dalam pengembangan sayuran di Indonesia. Hal ini harus ditunjang dengan adanya penyediaan benih yang bermutu, teknik budidaya yang tepat, perbaikan sarana dan prasarana produksi serta penerapan SOP yang baik dan benar. Adanya penanganan pasca panen yang baik, maka dapat meningkatkan nilai jual bawang merah.
PENUTUP
Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi. Pertanian memiliki peranan yang sangat penting karena telah menjadi inti kehidupan bagi bangsa Indonesia. Kenyataan yang terjadi justru menunjukkan bahwa, belum adanya kebijakan yang secara sadar menjadikan pertanian sebagai kepentingan nasional. Petani sebagai pelaku utama dalam pembangunan pertanian juga belum memiliki kehidupan yang sejahtera, karena harus terus menghadapi risiko dan ketidakpastian produksi pertaniannya. Permasalahan dalam sektor pertanian bisa dikatakan cukup banyak dan sangat kompleks, termasuk juga dalam usahatani komoditas bawang merah. Petani bawang merah harus menghadapi berbagai permasalahan mulai dari penyusutan lahan, teknis budidaya yang buruk, penurunan produktivitas bawang merah, penurunan pendapatan, keterbatasan modal, kualitas SDM pertanian yang rendah, dan kurangnya kapasitas kelembagaan pertanian bawang merah. Tingginya permintaan bawang merah yang tidak diiringi dengan peningkatan produksi akan menjadi sebuah masalah, maka adanya pengambilan kebijakan pemerintah harus dilakukan dengan segera serta dapat menjadikan pertanian sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dalam menjaga eksistensi kedaulatannya. Secara ekonomi, semakin tinggi keuntungan usahatani yang dicapai maka akan menunjukkan keberhasilan petani dalam menjalankan usahataninya. Upaya pengembangan usahatani bawang merah diarahkan untuk mewujudkan agribisnis dan agroindustri yang memiliki daya saing tinggi, berkelanjutan, serta mampu meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
REFERENSI
Â
Aldila, H. F., A. Fariyanti, N. Tinaprilla. 2017. Daya Saing Bawang Merah di Wilayah Sentra Produksi di Indonesia. Manajemen dan Agribisnis, 14(1): 43-53.
Â
Fauzian, R. 2017. Budidaya Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum) pada Lahan Kering Menggunakan Irigasi Spray Hose pada Berbagai Volume Irigasi dan Frekuensi Irigasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Â