Mohon tunggu...
ALIYA TSAABITA
ALIYA TSAABITA Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB University

Mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Sumberdaya Manusia dan Kesejahteraan Keluarga pada Keluarga Single Parent di Area Kumuh

20 November 2023   17:06 Diperbarui: 20 November 2023   17:09 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari hasil wawancara yang diperoleh, sebagian besar dari mereka menjawab dengan jawaban yang religius seperti selalu mengingat kepada Allah SWT, beristighfar, berdo'a. Namun ada juga yang memotivasi diri sendiri karena jika bukan mereka sendiri siapa lagi yang akan peduli terhadap permasalahan keluarganya. Hindari merasa menyesal, sedih, kecewa, atau penuh dengan rasa benci, sehingga diharapkan bisa merasa lebih lega dalam menghadapi tantangan kehidupan. Kemudian Penting untuk mempertahankan keyakinan diri saat menjalankan peran sebagai orang tua tunggal. Teruslah merasa bangga dengan status sebagai orang tua tunggal, karena peran ini juga dapat membantu anak-anak mencapai kesuksesan di masa depan.

Bantuan yang diharapkan Keluarga Single Parent pada Area Kumuh

Program bantuan keuangan, akses ke pendidikan dan pelatihan pekerjaan, perumahan yang layak, layanan kesehatan, dan dukungan sosial merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pemerintah maupun organisasi non-pemerintah. Selain itu, mempromosikan kesetaraan gender dan memberikan peluang ekonomi yang lebih baik kepada perempuan dapat membantu mengurangi angka single parent di area kumuh. Hal ini akan membuat mereka merasa lebih diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya, sehingga membuat semangat hidup mereka meningkat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Dalam hasil wawancara yang diperoleh sebagian mereka telah mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti PKH, bantuan sembako, KIP atau PIP terhadap anak mereka yang sekolah. Namun, ada juga yang menyatakan tidak lagi mendapatkan bantuan setelah masa pandemi covid-19 selesai. Kemudian untuk bantuan dari saudara juga mereka mendapatkannya namun tidak rutin, seperti hanya pada saat hari raya keagamaan atau saat saudara mereka berkunjung ke rumahnya.

Lingkungan pemukiman yang kumuh memiliki banyak dampak negatif didalamnya. Dengan adanya potensi dampak yang mungkin akan ditimbulkan dari kurangnya peran keluarga diakibatkan oleh single parent dan adanya lingkungan yang kurang mendukung dari daerah yang kumuh dapat berakibat fatal untuk perkembangan generasi di masa depan. Setiap tahap memiliki karakteristik dan tugas perkembangan yang berbeda. Kondisi keluarga single parent pada area kumuh merupakan kondisi yang cukup kompleks dan sulit. Hal tersebut karena biaya pendidikan yang berkualitas cukup tinggi sehingga kurang memungkinkan bagi anak-anak yang berasal dari kondisi tersebut mendapatkan pendidikan yang berkualitas. 

Kesimpulannya bahwa sebagian besar tingkat kesejahteraan keluarga semua responden dapat terpenuhi, namun tidak menutup kemungkinan adanya keluarga single parent dengan tingkat kesejahteraan rendah. Menurut Dewi (2017), keluarga single parent adalah keluarga di mana hanya ada satu orang tua yang menjalankan berbagai peran dalam keluarga, seperti seorang ibu yang harus mengemban tanggung jawab sebagai seorang ibu dan juga sebagai ayah, tanpa adanya kehadiran orang tua lainnya. Dengan itu pastinya terdapat tantangan-tantangan yang dihadapi oleh single parent termasuk permasalahan perekonomian, dukungan moril tenaga pikiran yang lebih, harus mengurus dan mengelola segala kebutuhan keluarga sendiri, serta mengasuh dan mendidik anak sendiri tanpa adanya pendamping.

Disusun oleh Vania Rahmasari, Muhammad Zulfa Al-Fadhil, Rava Cahya Nugroho, Recika Amalia Putri, Aliya Tsaabita, Al Raihan Adam Firdaus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun