Meningkatnya daerah area kumuh menyebabkan adanya penurunan tingkat kesejahteraan dalam keluarga. Menurut UU No.1 Tahun 2011 tentang PKP permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni yang ditandai dengan ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Dengan menurunnya kualitas kesejahteraan masyarakat yang didorong oleh meningkatnya daerah kumuh maka manajemen sumberdaya keluarga adalah dapat menjadi salah satu cara meningkatkan kesejahteraan bangsa karena dapat membuat keluarga mencapai kehidupan yang lebih bermakna. Dewi et al. (2017:3-7) mengemukakan bahwa manajemen sumberdaya keluarga merupakan penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses mencapai sesuatu yang dianggap penting oleh keluarga dengan tujuan mencapai hasil yang maksimal dengan sumber daya yang minimal.Â
Kondisi Keluarga Single Parent pada Area Kumuh dan Hubungannya terhadap Kesejahteraan
Kondisi keluarga single parent pada area kumuh merupakan kondisi yang cukup kompleks dan sulit. Hal tersebut dikarenakan pandangan dari masyarakat bahwa area kumuh sering ditandai dengan kondisi ketidakstabilan sosial, tingkat pendidikan yang rendah, serta kemiskinan. Terlebih lagi jika seorang orang tua (single parent) harus menghadapi kondisi ini sendirian, tentu banyak tantangan yang harus mereka hadapi.
Tindakan Single Parent dalam Menghidupi Keluarga pada Area Kumuh
Menjadi single parent bukanlah sebuah keinginan, tetapi beberapa orang  terpaksa menjalankan peran sebagai single parent karena keadaan yang mereka alami. Akibat peran ganda tersebut orang tua single parent dituntut bisa menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi di dalam keluarganya tanpa peran pasangan. Terutama di daerah kumuh atau padat penduduk, keluarga single parent ini begitu giat dalam mencari nafkah karena jika mereka tidak bisa hanya mengharapkan dari bantuan saudara atau pemerintah saja. Meskipun kawasan lingkungan mereka padat, mereka banyak memanfaatkan peluang sumber nafkah yang ada. Seperti membuka jasa laundry karena dekat dengan kawasan kost mahasiswa, berjualan es karena dekat dengan lingkungan sekolah, berjualan makanan saat jam sarapan, bahkan sebagian dari mereka menjadi tenaga pengajar honorer karena faktor pendidikan mereka sebelumnya yang menunjang menjadi tenaga pengajar di sekolah. Dengan tindakan - tindakan tersebut mereka bisa mencukupi kebutuhan keluarga sehari - hari.
Tantangan Single Parent dalam Mengelola Keluarga pada Area Kumuh
Permasalahan ekonomi, dukungan moril tenaga pikiran yang lebih, mengurus dan mengelola kebutuhan keluarga, serta mengasuh dan mendidik anak sendiri tanpa adanya pendamping merupakan tantangan yang dihadapi oleh single parent.Â
Selain itu "Rasa Kehilangan" juga merupakan sebuah tantangan yang dihadapi single parent. Tidak hanya untuk orang tua yang ditinggalkan pasangannya, namun anak pun pasti merasakan hal yang sama. Hal tersebut tidak boleh diacuhkan, jika diacuhkan bisa berdampak pada psikologi keluarga sehingga tidak optimal dalam mengelola keluarga. Menurut Sundari (2023) psikologi keluarga merupakan cabang psikologi yang berorientasi pada penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam memahami hubungan antar anggota keluarga serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi dinamika keluarga.
Tantangan lainnya yaitu sulit membuat keputusan yang berhubungan dengan masa depan anak. Hal tersebut terasa sangat berat terlebih lagi bagi orang tua tunggal.Â
Solusi Single Parent dalam Mengatasi Tantangan di Keluarga Area Kumuh
Dengan adanya tantangan dan permasalahan yang dihadapi single parent dalam mengelola keluarga, pasti dibutuhkan solusi dalam menghadapi permasalahan tersebut.Â