Mohon tunggu...
Aliya Fadilah
Aliya Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nonton/ pendiam/wisata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gangguan Dalam Perkembangan Sosial-Emosional di Era Digital

19 Januari 2025   13:35 Diperbarui: 19 Januari 2025   13:35 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gangguan Dalam Perkembangan Sosial-Emosional di Era Digital: Tantangan dan Solusi

Era digital membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menimbulkan tantangan baru bagi perkembangan sosial-emosional individu, khususnya anak-anak dan remaja. Interaksi tatap muka mulai tergantikan oleh komunikasi melalui layar, yang dapat memengaruhi kemampuan sosial dan pengelolaan emosi.

Dampak Era Digital terhadap Perkembangan Sosial-Emosional

1. Berkurangnya Interaksi Tatap Muka

Anak-anak dan remaja yang terlalu sering menggunakan gadget cenderung kurang terampil dalam membaca ekspresi wajah, nada suara, atau bahasa tubuh orang lain.

2. Meningkatnya Risiko Kesepian dan Isolasi Sosial

Media sosial dapat menciptakan ilusi koneksi sosial, tetapi sering kali justru meningkatkan perasaan kesepian.

3. Kecanduan Teknologi

Penggunaan berlebihan teknologi digital dapat menghambat kemampuan regulasi emosi dan memicu perilaku impulsif.

4. Cyberbullying

Perundungan di dunia maya dapat menyebabkan trauma emosional yang mendalam dan memengaruhi rasa percaya diri.

Faktor Penyebab

Akses Berlebih terhadap Konten Digital: Anak-anak yang tidak diawasi cenderung terpapar konten yang tidak sesuai dengan usia mereka.

Kurangnya Pendampingan Orang Tua: Minimnya keterlibatan orang tua dalam mendampingi penggunaan teknologi membuat anak rentan mengalami gangguan sosial-emosional.

Tekanan Media Sosial: Anak-anak sering merasa perlu memenuhi ekspektasi sosial yang tidak realistis di platform media sosial.

Solusi dan Pendekatan

1. Pendidikan Literasi Digital

Mengajarkan anak-anak cara menggunakan teknologi secara bijak dan kritis.

2. Pembatasan Waktu Layar

Orang tua perlu menetapkan aturan yang sehat terkait durasi penggunaan perangkat digital.

3. Mendorong Aktivitas Sosial Offline

Mengajak anak untuk lebih sering terlibat dalam kegiatan sosial seperti olahraga, seni, atau kerja kelompok.

4. Terapi Psikologis

Jika gangguan sosial-emosional sudah parah, intervensi melalui konseling atau terapi dapat membantu anak mengelola emosi dan membangun keterampilan sosial.

5. Kolaborasi Sekolah dan Orang Tua

sekolah perlu mengintegrasikan pendidikan sosial-emosional dalam kurikulum dan bekerja sama dengan orang tua untuk memantau perkembangan anak.

Kesimpulan

Meskipun era digital membawa manfaat, penting bagi masyarakat untuk memahami risiko yang ditimbulkannya terhadap perkembangan sosial-emosional. Dengan pengawasan yang tepat dan pendekatan yang seimbang, dampak negatif dapat diminimalkan sehingga anak-anak dan remaja dapat tumbuh menjadi individu yang sehat secara sosial dan emosional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun