"Mari Mas Arkan, saya mengajar dulu untuk anak-anak." Pamit Pak Romli dengan sopan.
"Ya Pak, silahkan. Saya juga sekalian untuk pamit pulang." Ucapku.
"Oh ya, silahkan. Kapan-kapan mampir kesini." Ramahnya.
"Terima kasih banyak, Pak. Wassalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab Pak Romli.
Aku keluar dari tempat pengajian itu. Hari ini terdapat dua pujian untuk Rahmat. Pertama, pujian dari guru sekolah. Kedua, Rahmat dapat pujian dari Ustad Romli. Tak ada salahnya aku memberikan hadiah sebagai tanda kebanggaanku pada Rahmat.
Aku memikirkan, hadiah yang terbaik untuk Rahmat. Mainan tampaknya tidak terlalu disukai, apa mungkin buku karena ia sering sekali membaca buku. Tetapi baru saja kemarin, aku membelikan banyak buku untuk Rahmat.
Aku berjalan pulang melewati lapangan bola sembari memikirkan, hadiah yang Rahmat sukai. Ketika aku berada di tengah lapangan bola, aku teringat sesuatu tentang kesukaan Rahmat yang pernah dikatakannya saat di toko buku. Rahmat menyukai sepak bola.
Aku tersenyum dan dengan segera menuju toko olahraga di dekat pasar, untuk membeli bola. Pasti Rahmat sangat menyukainya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI