Mohon tunggu...
Ali Wasi
Ali Wasi Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN dari Tahun 2015 s.d. sekarang, yang semula gemar menulis cerita fiksi menjadi rutin menulis analisis informasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Menggenggam Dunia (2) Sebuah Wasiat

24 April 2024   05:36 Diperbarui: 29 April 2024   22:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh iya, saking khawatir Ibu lupa suguhi air." jawab Ibu Sri.

"Kak Arkan, haus?" tanya Saiful.

"Oh, bukan itu maksud saya. Air itu buat dikompres pada kaki Rahmat."

"Oh begitu, ya sudah Ibu ambilkan dulu, Mas." Jawab Ibu Sri dan memasuki rumah.

***

Perawatan sesuai prosedur ilmu perawatan sederhana telah aku lakukan kepada Rahmat, setelah absen satu bulan untuk tidak memeriksa seorang pasien.

Rahmat tertidur lelah di atas tempat duduk yang berada di teras rumahnya, dengan kepala di atas pangkuan Ibu Sri dan kaki yang dibalut oleh kain putih. Sedangkan Saiful telah pulang menuju rumahnya.

"Terima kasih loh, Mas Arkan." ramah Ibu Sri.

"Sama-sama, Ibu." Balasku dan meneguk teh hangat yang telah disuguhi oleh Ibu Sri.

"Sebenarnya Ibu ingin memberikan sesuatu sebagai tanda ucapan terima kasih, tapi.."

"Tidak usah Bu, terima kasih. Saya ikhlas buat menolong Rahmat." Potongku dengan halus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun