Seperti biasanya, Adit mengikuti perkuliahan dengan baik dan dia tak pernah telat dalam hal mengikuti perkuliahan dan mengumpulkan tugas. Namun yang pasti berbeda adalah perlakuan dari temannya, Adit selalu dijauhi oleh teman-temannya, bahkan jarang sekali teman kelas yang mau menjadi anggota kelompok Adit, itu yang dialami Adit di semester pertama ini.Â
Adit terus berfikir bahwa dia harus kuat menjalani semua ini, saat dia melamun Dosen pun datang, dosen memberikan materi bimbingan dan konseling, materi ini sangat dia pahami karena perlakuan Dosennya yang luar biasa, sangat baik dan menggugah semangat untuk terus belajar. Setelah itu Adit pulang ke rumah, saat Adit sampai gerbang rumah, Adit bertemu dengan galih, galih adalah tetangga baru Adit namun galih sangatlah berbeda, karena galih tak mau berteman dengan siapapun lantaran ia tidak sempurna seperti orang-orang biasanya, galih tidak bisa berbicara/ tunawicara, jika galih bertemu dengan orang yang tak dia kenal galih akan menghindar. Sehingga Rasa penasaran Adit terus tertumbuh, Adit sangat ingin sekali menjadi teman baiknya.
Keesokan hari Dosen BK memberikan materi tentang teknik berkomunikasi, Adit pun bertanya.
"Pak, caranya bagaimana kalau kita ingin mengajak berbicara orang yang tunawicara tapi dia juga tidak suka kehadiran orang yang tidak dia kenal?"Adit begitu penasaran
"Begini dit, gunakan teknik nonverbal dengan baik dan pahami permasalahannya terus kasih respon yang baik, kamu juga harus bisa menunjukkan bahwa kamu bisa menjadi teman baiknya" tutur Dosen Adit
"Siap terimakasih pak" Adit dengan penuh semangat
"Adit ,ini Bapak jadikan tugas individu buat kamu, kamu harus bisa memecahkan permasalahan ini, dan tugas untuk kalian kerjakan soal-soal dibuku halaman 29, paham semua!" Perintah dosen sebelum menutup pembelajaran
Adit mulai menyusun rencana, dari mengenal keluarga Galih, dan tanya-tanya tentang Galih. Saat ada kesempatan Adit bertemu galih dan mereka berkomunikasi walaupun sebentar.
"Galih, tunggu sebentar!" Adit berusaha menghentikan galih
Galih pun memberi isyarat jika dia tak mau ditemui, namun Adit tak pantang menyerah,
"Galih, aku bisa jadi temanmu" Adit dengan penuh memohon dan menyakinkan.