Selain itu, pembangunan rumah budaya juga diharapkan untuk dapat memperkuat hubungan bilateral antar negara, serta kerjasama dikalangan masyarakat, seperti pada institusi pendidikan 7 yang berperan dalam pengembangn dan pelestarian kebudayaan Indonesia.
Tokyo menjadi lokasi pembangunan rumah budaya karena merupakan ibu kota dari Jepang itu sendiri, kota yang terkenal akan kepadatan penduduknya di dunia, karena hampir semua penduduk Jepang memilih mendiami Tokyo sebagai pilihan untuk menetap.
Pembangunan rumah budaya di ibu kota negara Jepang tersebut diharapkan mampu untuk meningkatkan pengetahuan, antusiasme akan kebudayaan dan citra positif Indonesia di kalangan masyarakat Jepang walau di masa pandemi covid-19 sekalipun.
Rumah Budaya Indonesia (RBI) Tokyo salah satunya menggelar lokakarya untuk mempromosikan jamu sebagai minuman tradisional Indonesia kepada warga Jepang. Partisipan lokakarya tersebut terbilang cukup tinggi.
Jamu menjadi pilihan tema dalam lokakarya karena selain menyehatkan, jamu juga warisan bangsa yang harus dipertahankan secara turun menurun. Apalagi di masa pandemi saat ini, dimana tubuh butuh asupan untuk meningkatkan imunitas, guna terhindar dari penularan virus corona.
Sayoko Ishii memberi apresiasi atas terselenggaranya acara tersebut. Pengenalan jamu yang bertepatan dengan pandemi covid-19 sangat membantu. Karena warga Jepang bisa ikut menikmati minuman herbal tradisional asal Indonesia.
“Saya dulu sering minum jamu, setelah mendengar Presiden Joko Widodo meminum jamu setiap pagi,” ucap Sayoko Ishii yang mengaku mendapat resep jamu dari media. Ia mengaku terkesan setelah tahu bahwa resep jamu telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Sementara itu, Yasuko Kanasugi, mengungkapkan, dirinya juga suka minum jamu. Ia minum jamu yang terdiri dari campuran jahe, kayu manis, madu dan gula jawa sekitar 2-3 kali seminggu.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Darma Wanita Persatuan Kedutaan Besar Republik Indonesia (DWP KBRI) di Tokyo, Nuning Akhmadi mengemukakan, jamu adalah kekayaan budaya Indonesia sejak dulu dan perlu dipopulerkan, terutama di kalangan generasi muda.
Dalam kesempatan ini, RBI juga ikut membagikan resep dan cara pembuatan kunyit asam, wedang jahe dan beras kencur serta menunjukkan bahan-bahan aslinya yang bisa dibeli di wilayah Tokyo.
Acara dimeriahkan dengan tarian “Mbok Jamu” oleh anggota Sanggar Duta Melati, Chika dan ditutup dengan bersama-sama menyanyikan Lagu “Suwe Ora Jamu” dengan iringan piano Noriko Sasaki. Kegiatan ini telah berlangsung rutin dan dapat dinikmati di kanal Youtube resmi RBI, yaitu RBI Tokyo.