Mohon tunggu...
Ali Sodikin
Ali Sodikin Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati Masalah Sosial Politik, Dosen Ilmu Komunikasi

Pemerhati Masalah Sosial Politik , mantan aktivis HMI, twitter: @alikikin

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ahok dan Kampung Pulo

22 Agustus 2015   18:47 Diperbarui: 22 Agustus 2015   18:47 1931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang DKI Jakarta punya seorang Gubernur yang bernama Basuki Tjahya Purnama alias Ahok. Warga Negara Indonesia keturunan. Tentu secara alami memiliki banyak perbedaan dari kita yang mayoritas. Menurut penulis, perbedaan itu rakhmat Tuhan yang tidak mungkin kita tolak. Tetapi melihat Ahok, seharusnya kita tidak melihat dengan kacamata kuda, artinya jangan karena Ahok secara etnis berbeda sama kita, kemudian kita menjadi “gagal paham”.  

Marilah kita lihat secara obyektif, pada kinerja Ahok sebagai seorang Gubernur DKI Jakarta. Sama seperti kita melihat para Gubernur-Gubernur DKI sebelumnya, lebih pada konsep, program dan pelaksanaannya. Khususnya dalam kasus Kampung Pulo, Jakarta Timur.

Dalam konteks pembenahan untuk meminimalisir korban banjir (kalaulah belum bisa dicegah banjirnya), relokasi Kampung Pulo adalah langkah yang cukup tepat dan strategis. Memanusiakan manusia, memindahkan mereka ke rumah susun adalah cara yang paling mungkin dan masuk akal, karena  daerah tersebut (Kampung Pulo, red) adalah daerah aliran sungai.  Tempat air mengalir, maka sudah pasti ketika aliran sungai Ciliwung meluap, sudah pasti daerah tersebut akan tenggelam.

“penggusuran dan pengusiran” beberapa ratus kepala keluarga dari wilayah itu tentunya adalah dalam rangka menyelesaikan satu persoalan bagi warga tersebut akan musibah rutin yakni banjir yang secara siklus akan selalu hadir melintasi wilayah DKI Jakarta.

Memang terasa tidak nyaman, ketika kita sudah puluhan tahun tinggal disuatu tempat dan harus pindah, bahkan untuk kebaikan kita sendiri, kita cenderung akan “malas” dan keberatan, bahkan marah. Kadang tindakan yang keras dan disilplin menjadi penting, bahkan demi untuk kebaikan mereka sendiri (warga Kp Pulo). Maka apa yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta beserta stakeholder menurut penulis sudah benar dan tepat. Memindahkan warga tersebut ditempat yang lebih layak, agar persoalan “musibah” yang tiap saat akan menimpa mereka menjadi terhindar. Satu persoalan selesai.

Kita bisa menghitung berapa biaya yang bisa dihemat baik dari APBN, APBD, maupun swasta jika tidak ada lagi warga Jakarta yang “tenggelam” ketika musim banjir datang.  Dana-dana tersebut dapat dialokasikan untuk kepentingan pembangunan lainnya. Paling-paling kita cukup siapkan salep anti gatal, karena wilayah Jakarta belum bebas dari “genangan” air ketika musim hujan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun