Setelah mandi aku disuruh makan sama ibu, setelah makan aku langsung tidur lagi karena badanku panas dingin".
Setelah itu ibu dan ayah pergi ke kamar ku dan memegang tanganku ayah berkata" panas muka dan tangannya, kakinya dingin, ngapain kamu tadi main hujan kamu tadi". Aku menjawab" iya yah". Ibupun mengambil kompresan untuk diletakkan di kepalaku agar panasnya jadi turun. Setelah dikompres aku tertidur.
Aku berkata pada ibu" ibu gimana shela mau ujian besok ni, shela ndak bisa ujian besok tu". Ibu berkata" gimana mau ujian besok ni kamu tanya juga lagi, kalau kamu dengar kata ibu kamu sekarang bisa menghafal untuk ujian besok ni" dengan muka sinisnya.
Setelah itu ayah mengajakku pergi ke puskesmas dekat rumahku. Aku di beri obat oleh Dokter itu dan aku pulang.
Sesampai di rumah aku makan nasi dan minum obat. Setelah itu aku di suruh tidur oleh ibu.
Besoknya badanku sudah mulai sehat. Aku minta maaf pada ibu karena tidak mendengarkan omongannya kemarin. Setelah dimaafkan ibu, ibu menyuruhku menghafal untuk ujian besok.Aku pun mulai membukak buku bahasa indonesia dan membacanya dan menghafal buku itu.
Aku berkata dalam hati ku' aku benar benar menyesal tidak mendengarkan kata mu ibu. Andaikan aku mendengarkan kata mu bu pasti aku sudah bisa menghafal dari kemarin bu. Maaf kan aku ibu'.
Esok harinya alhamdulillah bisa TO ke 2  sebelum berangkat sekolah aku minta maaf lagi  kepada ibu karena kemarin tidak mendengarkan  omongannya.
Sekarang aku sudah sadar bahwa aku  harus mendengarkan kata ibu. Jangan sepelekan apa yang dibilang ibu. Ibu itu sayang padaku itulah ia selalu mengingatkanku kearah yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H