Mohon tunggu...
Ali Rahman
Ali Rahman Mohon Tunggu... Penggiat UMKM dan Aktivis Lingkungan Hidup

Aktif dalam upaya membangun komunitas UMKM naik kelas dan upaya pelestarian lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menepi di Kota Singkawang

9 September 2024   08:46 Diperbarui: 9 September 2024   09:02 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coffee Shop tumbuh menjamur di kota singkawang sebagai kota singgah yang menawan/dokpri

Singkawang.  Kota cantik di provinsi Kalimantan Barat yang menyimpan sejuta pesona.  Kota yang kaya akan sejarah dengan hiruk pikuk kehidupan yang mengiringinya. Singkawang sebagai kota bhineka tunggal ika, karena harmonisasi kehidupan beragama dan budaya diantar penduduknya sudah teruji oleh sejarah panjang.  Berdiri dan berdampingannya mesjid dan kelenteng di beberapa sudut kota singkawang semakin meneguhkan bahwa kehidupan yang harmonis bisa terwujud antar warga di Kota Singkawang.

Kota Singkawang berasal dari keberadaan orang-orang Tionghoa yang tinggal dan menetap di masa lalu.  Menurut keyakinan orang-orang Tionghoa dari suku Hakka, Singkawang berasal dari kata San Kew Jong yang artinya kota yang terletak di antara laut, muara, gunung dan sungai. Kota Singkawang berbatasan langsung dengan Laut Natuna di bagian barat, berbatasan dengan Gunung Roban, Pasi, Raya, Gunung Poteng dan Sakok. Singkawang pun dikenal dengan banyak sebutan mulai dari Kota Amoi, Kota Seribu Kelenteng, Hongkong Van Borneo dan kota bhineka tunggal ika.

Seribu Warung Kopi

Sebagai kota yang ramai disinggahi, tentunya singkawang sangat terkenal dengan aneka kuliner yang siap menyambut para pelancong.  Tak terkecuali dengan destinasi bagi para penggemar kopi.  Banyak sekali warung kopi (WK) legend yang sudah berdiri sejak awal NKRI berdiri.  Sebut saja WK nikmat, Rusen, Han's dan Akong.  Tentu masih banyak lagi warkop yang tumbuh subur di seantereo kota singkawang.  

Aneka sajian kopi tersaji, semerbak aroma kopi sangat nyaman menubruk hidung dan memanjakan lidah saat secangkir kopi diseruput.  Sungguh singkawang telah memberikan kesegaran ditengah perjalanan panjang antara pontianak dan sambas.

Tentunya kopi tidaklah menjadi menu tunggal.  Kudapan aneka kuliner khas singkawang tersaji menemani malam panjang saat singgah di kota singkawang.  Aneka kudapan khas singkawang diantaranya yang terkenal adalah choi pan. 

Gurihnya bengkoang dan daun kucai, dibalut lembut dengan kulit choi pan nan kenyal. Tak ketinggalan, ada pula sambal rawit segar yang siap menggoyang lidah.  Selain itu aneka bakpau dengan aneka isi yang sangat memanjakan lidah para pelancong yang singgah untuk melepas penat di kota singkawang.

Kopi Konservasi

Ternyata sumber kopi robusta dan liberika yang disajikan di setiap WK juga berasal dari perkebunan rakyat yang tumbuh subur disekitar Sambas, Ketapang,  Kayong dan Kapuas Hulu.  Seperti diketahui kopi adalah tanaman yang sangat ramah konservasi.  Kopi bisa tumbuh sebagai tanaman monokultur maupun budidaya secara agroforestry.  Budidaya kopi dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) yang dibina oleh Kementria LHK melalui kegiatan social forestry.  

Simbiose mutalisme antara para petani kopi yang tergabung dalam KTH dengan para pedagang WK hendaknya doformalkan dalam skema bisnis yang saling menguntungkan.  Jangan lagi para tengkulak merusak harga kopi yang akan melemahkan semangat para petani kopi untuk budidaya kopi.  

Jika itu terjadi maka dampaknya tidak hanya terganggungnya suplai kopi untuk setiap WK.  Tetap[i kelestarian hutan danterbukanya lapangan kerja di pedesaan akan terganggu.  Hal ini karena petani kopi kurang bersemangat dalam melakukan budidaya kopi.

Saat ini sudah ada skema resi gudang.  Untuk kopi sudah masuk dalam salah satu komoditi yang bisa masuk dalam skema resigudang.
Pemda bisa segera menyiapkan infrastruktur dan skema resigudang.  Bekerjasama dengan bapepti, Bank Pembangunan Daerah Kalbar serta koperasi Tani Hutan sebagai ekosistem yang harus berpadu dalam membangun skema resi gudang.  

Jika ini bisa diwujudkan maka kesejahteraan para petani kopi akan bisa terwujud.  Dampak lanjutannya adalah kita para pelancong yang lewat singkawang akan tetap dapat menikmati seduhan kopi yang biji kopinya dibudidayakan di tanah borneo.

Terwujudnya ekosistem kopi dalam kerangka skema resi gudang akan membuat para petani kopi bergairah dalam melakukan budiday.  Selain kopi yang dihasilkan, kesejahteraan petani meningkat dan tentunya kelestarian hutan borneo akan terjaga dengan baik.  Hutan lestari, petani sejahtera dan para pelancong yang menepi di kota singkawang akan selalu bisa menyeruput kopi ramah konservasi dan turut memberdayakan para petani kopi robusta dan liberika di tanah kalimantan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun