"Kalau bener jabatan Kades disetujui jadi delapan tahun dan bisa menjabat dua kali saya nanti mau nyalon kalo anak saya sudah masuk SD...." kata si Kabayan, setelah mendengar berita soal masa jabatan kades di televisi.
"Kenapa harus nunggu anakmu SD dulu?" tanya Mang Dasim yang ikut mendengarkan berita itu di televisi pos ronda Cibangkonol.
"Yaa supaya pas, saya menjabat kades sampai anak saya lulus kuliah, jadi sarjana...." Jawab Kabayan. "Coba dihitung, kalau anak saya pas masuk SD saya jadi kades, jabatan saya akan habis waktu anak saya kelas 2 SMP. Terus terpilih lagi, delapan tahun lagi, pas anak saya sudah wisuda kalau kuliahnya empat tahun. Kan enak, kuliah kan mahal, jadi pas anak saya kuliah saya masih menjabat!"
Mang Dasim manyun, "Itungannya sih bener, tapi apa bisa dijamin anakmu lulus tepat waktu empat tahun? Kalau males atau bodo, terus molor lima, enam, sampe tujuh tahun?"
"Ooh nggak bisa, pokoknya harus ditarget, kuliahnya tidak boleh lebih dari empat tahun!" kata si Kabayan lagi.
"Terus modal kamu nyalon kades dari mana?" Mang Odon yang juga ada di situ menimpali.
"Yaa nabung lah Mang, mumpung saya belum punya anak, jadi nabung dulu dari sekarang..." jawab si Kabayan.
"Terus modal nyalon putaran kedua?" tanya Mang Ubed.
"Ya nabung juga lah, masak delapan tahun jadi kades nggak bisa nabung buat ngajago (nyalon) lagi putaran kedua," si Kabayan ngotot. "Pasti tabungannya lebih banyak, jadi pasti kepilih lagi!"
"Iya lah," kata Mang Odon, "Anggap saja kamu jadi Kades, terus programmu apa?"