Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kemarin adalah Kenangan, Hari ini adalah Kenyataan, Besok adalah Harapan

19 April 2021   04:37 Diperbarui: 19 April 2021   04:42 7456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nah itu namanya penyakit orang tua, selalu merasa dirinya lebih baik, selalu merasa jamannya paling enak, selalu merasa jamannya paling ideal... padahal, ster!" kata Kabayan lagi sambil memajukan kuda hitamnya.

"Tapi bener kan, kamu juga pasti suka inget masa kecil dan banding-bandingin sama sekarang!" Mang Odon memindahkan ratu putihnya.

"Ya iya lah, namanya orang tua, yang dimiliki itu masa lalu, jadi nostalgia terasa lebih nikmat. Sementara anak-anak, apa yang mau dibikin nostalgia? Sebaliknya, kebahagiaan mereka itu ada di masa depannya, dalam mimpi dan khayalannya..." kata si Kabayan lagi sambil memakan benteng Mang Odon yang terbuka dengan gajah hitamnya.

"Coba pikir sendiri Mang, apa Mamang masih mimpiin sesuatu yang muluk di masa depan sekarang? Misalnya punya istri cantik, kaya raya, keliling dunia? Enggak kan? Walaupun masih pengen, istri ya diterima apa adanya, masih punya juga bagus, masih ada yang ngurusin. Mimpi kaya dititipkan pada anak-anak, semoga anak kita kaya dan sempat membawa kita keliling dunia, naik haji, ke boliwud apa holiwud. Gitu kan? Kalaupun ada orang tua yang masih bermimpi kayak gitu, berarti orang tua nggak tau diri, alias masa kecil kurang bahagia!" lanjut Kabayan. "Itu namanya skak!"

"Berarti kalau gitu, kalau kita masih suka nostalgia jaman kecil atau jaman muda, masa kecil atau remaja kita bahagia ya?" tanya Mang Odon sambil menggeser raja putihnya.

"Bisa jadi..." jawab Kabayan sambil memajukan bentengnya.

"Jadi apa salahnya kalau saya mengenang masa kecil dan membandingkannya dengan sekarang?" Mang Odon menggeser lagi rajanya.

"Ya nggak ada yang salah, cuma kalo terus-terusan, itu yang bahaya!" kata Kabayan lagi sambil memajukan kuda yang satunya lagi. "Kata UTS, Ustad Tatang Somad: kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan, dan besok adalah harapan. Jangan dibalik-balik, kemarin diharapkan terulang, hari ini cuma memegang harapan, besok kecewa dengan kenyataan!"

Mang Odon terdiam sejenak dan menggeser bidak dekat rajanya "Perasaan dari tadi saya juga cuma ngomongin kenangan, kenangan jaman kecil, nostalgia puasa jaman itu..."

"Tapi Mamang menyesali hari ini, menyesali situasi pandemi saat ini, dan berpikir bulan puasa tahun depan tidak akan lebih baik dari puasa hari ini!" kata si Kabayan sambil memajukan lagi bentengnya. "Namanya skak-ster!"

Mang Odon garuk-garuk kepala lalu menggeser rajanya lagi, "Ah enggak, saya mah cuma mengenang, bukan mau kembali atau tak punya harapan puasa hari ini dan tahun depan lebih baik!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun