Para penggemar AC Milan dan penonton Serie A tahun 2000-an pasti mengenal satu nama ini, Kakhaber Kaladze alias Kakha Kaladze. Pemain belakang ini mengabdi lebih dari sembilan tahun bersama I Rossoneri, berdampingan dengan kapten dan legenda Milan, Paolo Maldini. Apalagi nomor mereka berdekatan, Maldini mengenakan nomor 3, dan Kaladze diserahi nomor 4.
Kaladze lahir di Samptredia, Georgia, pada 27 Februari 1978. Saat itu, Georgia masih merupakan bagian dari Uni Soviet sebelum menyatakan kemerdekaannya tahun 1991. Ia lahir dari keluarga sepakbola. Ayahnya, Karlo Kaladze adalah presiden klub lokal, Lokomotiv Samptredia (saat ini bernama FC Samptredia) yang berlaga di kasta ketiga liga Uni Soviet waktu itu.
Ketika Georgia melepaskan diri dari Uni Soviet diikuti dengan pembentukan liga sepakbola sendiri, seorang legenda sepakbola Georgia, David Kipiani yang menjadi pelatih klub Dinamo Tbilisi mengajak Kakha untuk bergabung. Tahun 1993, Kakha resmi mengikat kontrak profesionalnya dengan juara Erovnuli Liga (kasta tertinggi dalam liga sepakbola Georgia).
Di Dinamo Tbilisi itulah Kaladze yang tadinya bermain sebagai striker, pindah ke belakang dan menjadi bek tengah, posisi yang ternyata sangat pas dengannya. Reputasi dan pengalaman Dinamo Tbilisi sebagai klub papan atas (pernah dua kali juara Soviet Top League tahun 1964 dan 1978) ikut mematangkan kemampuan Kaladze.
Meski Dinamo Tbilisi memiliki reputasi besar, setelah Georgia merdeka, lingkup liga mereka mengecil karena tak lagi bersaing dengan klub-klub besar Rusia. Wajar jika klub ini menjadi langganan juara Liga Georgia terus-menerus, alias seng ada lawan. Karena itu, Kaladze merasa karirnya tidak berkembang, hanya jago kandang.
Tahun 1998, ia pun memutuskan hijrah ke Ukraina, negara yang juga merupakan pecahan Uni Soviet. Ia bergabung dengan klub juara di sana, Dynamo Kyiv. Tiga musim di sana, Kaladze tak pernah absen mengangkat trofi Ukrainian Premier League. Catatannya cukup apik, 104 laga dan menyumbang 9 gol.
Penampilannya yang apik itulah yang kemudian membuat AC Milan kepincut. Ia dipinang Milan pada tengah musim, tepatnya Januari 2001, ketika Milan masih dilatih oleh Alberto Zaccheroni. Zaccheroni sendiri dipecat dan digantikan sementara oleh Cessare Maldini.
Bapaknya Paolo Maldini itu terpaksa menggeser posisi Kaladze menjadi gelandang bertahan sebelah kiri, karena posisi bek tengah yang biasa ditempatinya sudah penuh dengan nama-nama besar, ada Sang Kapten Paolo Maldini, Alessandro Costacurta, Roque Junior, Luigi Sala, dan juga Michele Ferri. Barulah musim berikutnya ia dikembalikan ke belakang, bergantian antara menjadi bek tengah maupun bek kiri.
Sejak itu, Kaladze nyaris selalu menjadi pilihan para pelatih Milan. Hanya musim 2003-04 saja ia banyak menganggur karena Milan kedatangan Alessandro Nesta dari Lazio yang 'mengganggu' posisi Kaladze waktu itu. Ia bahkan dikabarkan akan hengkang dari Italia dan menuju London. Chelsea menjadi calon tujuannya. Meski ia sudah setuju, kepindahannya tak pernah terjadi. Ia tetap di Milan hingga tahun 2010.
Bersama dengan Milan, Kaladze total memainkan 284 laga dan sumbangan 13 gol. Ia ikut mengangkat trofi Serie A tahun 2003-04, Coppa Italia 2002-03, UEFA Champions League musim 2002-03 dan 2006-07, UEFA Supercup 2003 dan 2007, dan FIFA Club World Cup 2007. Sayangnya, tahun 2010, Milan tak memperpanjang kontraknya, Kaladze pun meninggalkan San Siro dan bergabung dengan Genoa selama dua musim sebelum memutuskan untuk pensiun tahun 2012.
Beralih ke Bisnis dan Politik
Tahun 2008-an, ketika usianya 30 tahun, Kaladze sudah berpikir bahwa karir sepakbolanya akan segera berakhir. Apalagi di Milan pun, ia sudah mulai jarang diturunkan. Ia harus mempersiapkan diri untuk memasuki masa pensiun.