Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (114) Zakaria Chichinadze

25 Maret 2021   13:24 Diperbarui: 27 Maret 2021   12:04 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki ramah itu tersenyum, "Aku ini bukan orang yang berpendidikan tinggi seperti Pangeran Ilia. Dulu aku kerja di pabrik tembakau. Tapi aku senang membaca karya sastra. Lalu ketika aku punya modal, sekitar tahun 1872 kuputuskan untuk membuat percetakan, dan mulai mencetak buku-buku sastra. Penghasilanku tidak dari situ, tapi cari cetak suratkabar. Soal cetak buku itu lebih banyak ruginya. Tapi tak apa, selama masih bisa ada yang menutupinya..."

"Jadi Tuan mengenal Pangeran Ilia karena usaha ini?"

Tuan Zakaria mengangguk, "Selain dia ya banyak yang lain, Giorgi Tsereteli pendiri Kvali juga sebelum suratkabar itu diserahkan pada anak muda, Noe Zhordania. Kalau soal ide ya memang banyak yang berseberangan. Tuan Tsereteli dan Pangeran Ilia itu ya nggak pernah sama gagasannya. Tapi kalau hubungan pribadi, ya baik-baik saja. Aku juga begitu, tak ikut aliran atau gerakan apa-apa, hanya saja kalau perlu ya membantu mereka. Apalagi semuanya punya tujuan yang sama kok, hanya beda cara saja..."

"Oh ya, tunggu sebentar..." Tuan Zakaria meninggalkan Soso dan masuk ke ruangan lain di belakangnya. Tak lama ia sudah kembali lagi dengan sebuah buku dan menyerahkannya pada Soso.

"Ini tulisannya Vladimir Ulyanov yang katanya kau ingin baca itu..." katanya sambil menyodorkan buku itu pada Soso, judulnya Chto takoye "druz'ya naroda" i kak oni boryutsya sotsial-demokratami.[2] "Aku mendapatkan salinan yang dicetak di Rostov-O-Don.[3] Kalau banyak yang berminat, mungkin juga aku akan mencetaknya di sini. Tapi ya itu, ini termasuk naskah yang dilarang pihak Tsar..."

Soso menerimanya dengan kekaguman, dan seperti ada rasa bangga, seolah mendapatkan sebuah harta yang sangat berharga. Seperti melihat sebuah berlian langka yang sangat diinginkan dan diincar banyak orang. Padahal ia tak tahu isinya, dan juga tak kenal penulisnya, hanya pernah disebut oleh Gege Imedashvili, Pangeran Ilia, dan juga Tuan Zakaria.

"Bagaimana saya bisa membacanya, Tuan?" tanya Soso.

"Kalau kau punya tempat untuk membaca dan menyimpannya, kau boleh bawa, tapi kalau tak ada, baca saja di sini..." kata Tuan Zakaria.

"Saya punya rumah kontrakan bersama kawan-kawan, Tuan, bolehkah saya membacanya di sana?"

"Silakan saja, tapi tolong berhati-hati. Bukan apa-apa, itu hanya satu di sini..."

"Saya akan menjaganya baik-baik Tuan..." jawab Soso. Ia tahu risiko buku itu kalau ditemukan pihak Tsar atau pihak sekolah yang mungkin sudah menerima daftar bacaan yang dilarang Tsar. Terlebih lagi, buku itu sangat langka dan istimewa. Ia semakin penasaran ingin mengetahui isinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun