"Kasihan anak itu. Baru saja bikin usaha yang bagus, eh, bukunya habis disita!" komentar Tuan Zakaria.
"Bagaimana dengan milikmu Tuan Zakaria, apakah kena razia juga?" tanya Pangeran Ilia.
"Syukurlah tidak, Pangeran," jawab Tuan Zakaria. "Tapi saya bukan khawatir soal toko bukunya, yang saya khawatirkan adalah sensor penerbitannya. Pastilah akan sangat menyulitkan!"
"Nah itu juga yang jadi kekhawatiranku," imbuh Pangeran Ilia. "Aku sedang berpikir bagaimana mengakalinya!"
"Mungkin sejauh ini Iveria dan sastra masih cukup aman, Tuan. Tapi suratkabar lain seperti Kvali itu, entahlah. Isinya kan terlalu keras. Termasuk terakhir soal buruh itu!" kata Tuan Zakaria.
Pangeran Ilia tertawa, "Tahukah Tuan, anak muda di sebelah Anda itulah yang menulis artikel soal buruh itu, artikel sebelum demo yang kacau itu!"
Tuan Zakaria melirik Soso, "Kau yang menulisnya?"
Soso tersipu.
"Bagaimana bisa kau masih selamat dari polisi atau tentara? Para pengelola suratkabar itu kan sudah ditahan semua, termasuk Noe Zhordania..."
"Pangeran Ilia yang membantu saya Tuan..." jawab Soso.
"Kuasingkan dia ke Poti, kebetulan dia kenal juga dengan Tuan Niko Nikoladze..." sela Pangeran Ilia.