Soso nyengir, "Ya baguslah kalau begitu," kata Soso.
"Kau tidak keberatan kalau aku... sama dia?" tanya si Abel.
"Aku? Ngapain keberatan? Aku kan hanya kakak tirinya, kalau kau serius, coba tanya kakak kandungnya, si Yuri itu. Kau sudah ketemu dia kan?" Â
Abel mengangguk, "Sangar kakak tirimu itu, badannya gede banget..."
"Iya lah, dia kan pegulat, kayak bapaknya..." jawab Soso. "Tapi hatinya baik kok. Terus besok kau mau ngapain?"
"Dia ngajak aku jalan-jalan lagi, nggak tau kemana. Boleh ya..."
Soso tertawa. "Suka-suka kamu lah, kan sudah kubilang, nikmati saja hari-harimu di sini. Kau juga malas bareng-bareng denganku terus kayak di Didi-Lilo itu kan?"
Abel nyengir, "Ya sudah, terimakasih kalau begitu!"
Soso memilih tidur lebih cepat. Wajah manis Lisa mengantarkannya ke alam mimpi. Besok, ia akan menemuinya lagi, seperti janjinya tadi.
*****
Dewasa dan alim? Soso tertawa mendengar penilaian Romo Arsakhi semalam. Kalau gurunya itu menganggap ia dewasa karena tak lagi ugal-ugalan seperti dulu, ya mungkin ada benarnya. Ia sendiri merasa dalam hal itu ia memang banyak berubah.