Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (106) Catatan yang Hilang

16 Maret 2021   11:40 Diperbarui: 17 Maret 2021   20:14 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia datang ke Sarang Setan dengan muka merah padam menahan amarahnya. "Ini tak bisa dibiarkan!" katanya kepada teman-temannya, "Kalau catatan itu masuk, aku jelas akan dihukum. Tapi bukan itu yang kutakutkan. Aku bukan orang yang pandai. Kalau sampai catatan itu dipakai untuk mengurangi nilai-nilaiku, habislah aku. Aku hanya dibiayai orangtuaku untuk tahun ini saja, tahun depan aku harus dapat beasiswa. Kalau tidak, aku bisa pulang kampung!"

Soso yang mendengarnya kasihan juga. "Kau ikut aku!" katanya.

Anak baru itu, yang baru akan mengikuti ujian pertamanya tak berkata apa-apa selain mengikutinya. Soso membawanya ke Bazaar Persia. Dan untunglah, orang yang dicarinya langsung ketemu, si Ararat, anak Armenia yang magang jadi pembantu bapaknya menjadi tukang servis sepatu.

Dua hari sebelum ujian dimulai, di sekolah beredar bisik-bisik; para pengawas luar sekolah, banyak yang kehilangan barangnya saat berpatroli. Dan bukan hanya barang pribadinya yang lenyap --yang sebetulnya tak seberapa---tapi catatan-catatan pelanggaran yang mereka bawa juga lenyap!

*****

BERSAMBUNG: (107) Menelusuri Asal-usul

Catatan:

[1] Belakangan hal ini terbukti ketika banyak wilayah yang melepaskan diri dari Rusia juga 'melepaskan diri' dari Gereja Orthodox Rusia, misalnya dengan munculnya Gereja Orthodox Georgia, hingga yang terbaru adalah Gereja Orthodox Ukraina (2018).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun