Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (100) Kembali ke Sekolah, Kembali ke Masalah

9 Maret 2021   22:07 Diperbarui: 11 Maret 2021   12:00 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan dan obrolannya dengan si Lisa tadi --yang ternyata bener-bener tahu semua soal hubungannya dengan Bonia, setidaknya membuatnya sedikit lega. Bonia --kata Lisa---sedang berusaha melupakannya. Tapi untuk itu, Lisa menyarankan untuk tak bertemu dulu dengan Bonia.

"Mungkin kalau kau pulang liburan Natal nanti, dia bisa lebih siap!" katanya.

Ya memang, Soso juga berusaha agar tak bertemu dulu. Toh kepulanganna ke Gori juga memang hanya ingin bertemu dengan ibunya walau hanya sebentar. Sayangnya, ibunya malah tak ada.

Itu pula yang jadi pikiran Soso sekarang. Besok ia akan kembali ke Tiflis. Jelas ia sudah terlambat masuk sekolah lebih dari seminggu. Soal sekolahnya itu, urusan gampang, apapun putusan sekolah soal hukumannya, ia siap menghadapi. Cuma yang jadi pikirannya, apakah ia akan menambah bolos sekolahnya dengan mencari ibunya dulu atau tidak.

Soal Mak Keke, andai saja situasinya normal, ia bisa saja menahan kangennya beberapa bulan lagi. Masalahnya, ia begitu penasaran dengan keluarga ibunya itu. Kabar soal pamannya yang 'meninggal karena polisi' itu membuatnya penasaran. Bukan saja soal penyebabnya, tapi ia juga ada dorongan dalam dirinya untuk mengetahui siapa dirinya sesungguhnya, ya itu, melalui keluarganya.

Selama ini ia hanya mengenal ibu dan bapaknya saja. Tak tahu siapa keluarga bapaknya dan tak tahu keluarga ibunya. Pernah mendengarnya, tapi samar. Pernah bertemu tapi saat ia masih belum bisa mengingatnya karena masih kecil.

Kalau saja ia bisa menyusul ibunya ke sana, ke kampung halaman masa kecilnya, mungkin itu bisa memberinya sedikit gambaran tentang asal-usulnya. Tapi ya itu, sayangnya masa liburannya sudah habis dan terlewat. Menyusul pun belum tentu langsung bisa ketemu, jangan-jangan ibunya juga sudah balik ke Gori tanpa sempat bertemu dengannya.

"Nanti saja lah kulihat, mungkin perlu kutanya Bapak atau pada Pak Sese..." bathin Soso.

*****

Soso berhasil meninggalkan Gori tanpa bertemu dengan Bonia. Kalaupun nanti ada orang yang tahu kalau ia pulang dan sampai pada telinganya, itu urusan nanti, yang penting jangan bertemu langsung.

Sebelum meninggalkan Gori, Soso menemui Mak Meme tetangganya yang baik hati itu. Ia menitipkan pesan agar nanti, jika ibunya sudah kembali, Mak Meme mengabarinya kalau ia pulang. Selain itu, Soso memberinya uang lima rubel sebagai ucapan terimakasihnya sudah diurusi selama dia pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun