Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Alasan Harus Kudeta

10 Februari 2021   00:12 Diperbarui: 10 Februari 2021   00:30 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas.com/Nur Rohmi Aida

"Iya lah Wak. Jamu itu bebas bahan kimia berbahaya. Jadi aman. Tambahin telor ayam kampung pasti tambah manyep!"

"Bujubuset. Sekarang telor yang disebut!"

"Ah si Wak ini. Masa ngomoning telor aja nggak boleh. Telor itu sehat, banyak vitaminnya, ketimbang daging yang banyak kolesterolnya!"

"Kolesterol lagi!"

"Masak nggak tau sih Wak. Kolesterol itu adanya pada daging-dagingan. Di telor itu nggak ada!"

"Kenapa balik lagi ke telor?"

"Ya karena telor itu sehat. Apalagi telor ayam kampung. Makanya telor ayam kampung dipake campuran minum jamu!"

"Balik lagi ke jamu!"
"Memangnya kenapa dengan jamu? Sering-sering coba Wak minum jamu, pasti nggak saring-sering sakit kepala!"

"Kenapa balik lagi ke sakit kepala sih?" Wak Dulkhamid garuk-garuk kepala.

Darman nyengir. "Iya lah, kalau saya sakit kepala, terus liat si Markonah, langsung bablas Wak. Apalagi kalo dia bisa jadi bini saya. Seger terus!"

"Balik lagi ke si Markonah!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun