Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (70) Tebar Pesona

5 Februari 2021   23:27 Diperbarui: 6 Februari 2021   00:55 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi baru saja mendekat dari arah samping, gadis itu melirik dan mendelik ke arah Soso. "Apa kamu liat-liat?" tanyanya dalam bahasa Rusia.

Soso tersenyum, lalu berdehem dan menyetel logat Rusia yang dipelajari dari guru-gurunya, "Mungkin ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanyanya dengan bahasa Rusia dan logat pulungan, entah meniru logat Rusia sebelah mana.

"Rusia?" tanyanya.

Soso mengangguk, ia merasa tipuannya berhasil. Ia lalu menyodorkan tangannya. Gadis itu tampak ragu, tapi akhirnya menerima uluran tangan Soso. "Koba Ivanovich!" Soso menyebutkan nama sekenanya.

"Tatiana Robishkaya!" gadis itu menyebutkan namanya dengan sedikit ragu.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona Tatiana?" tanya Soso sambil berusaha tetap memaksakan logatnya.

"Aku sedang menunggu kereta yang akan menjemputku..."

Tiba-tiba mata Soso tertuju pada sebuah kereta yang sedang berhenti tak jauh dari situ, kereta yang tadi mengantarnya dari Tiflis. Mungkin kusirnya sedang beristirahat. Soso langsung bersiul, kusir itu melirik, dan mengenali Soso. Soso melambaikan tangannya, dan si kusir langsung membawa keretanya mendekat.

"Biar saya antar Nona dengan kereta saya..." kata Soso.

"Tapi..." gadis itu tampak ragu.

Kusir kereta turun dan mendekati Soso, "Ada apa Tuan? Apa sudah mau kembali ke Tiflis?" tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun