Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (65) Bandit Pasar Armenia

31 Januari 2021   20:34 Diperbarui: 1 Februari 2021   19:21 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apaan nih?"

"Kacang. Itu harganya satu kopeck!"

Anak itu tertawa lagi, "Kaukira aku percaya juga kalau kacang ini harganya satu kopeck?"

"Aku membayarnya segitu, karena aku menumpahkannya, gara-gara kautubruk itu!"

"Duit saja!" katanya.

Soso menggeleng.

"Kau tak rugi sama sekali. Berkeliaran di sini kan pekerjaanmu, jadi apa susahnya? Kalau sampai nanti kau menemukannya dan aku tak memberimu uang yang kujanjikan, kau laporkan saja pada guru-guruku!" kata Soso.

"Ya sudah..." katanya. "Siapa namamu tadi?"

"Koba Djugashvili..." jawab Soso. "Kau ingat ciri-ciri orang yang kucari itu?"

Anak itu mengangguk.

"Besok kalau ada kesempatan, aku akan ke sini lagi mencarimu..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun