"Penyesuaiannya misalnya dengan keterlibatan negara. Negara memberi modal kepada kelompok masyarakat tertentu untuk membuka usaha...katakanlah itu sebuah asosiasi..." lanjutnya.
"Apakah mungkin Rusia mau memberi modal kepada orang-orang Georgia?" tanya Soso.
"Nah itu. Karena itulah kemerdekaan Georgia menjadi sangat penting!" jawab Tuan Nikoladze.
"Berarti kita tidak bisa menerapkan kapitalisme itu sekarang dong, Tuan..." kata Soso lagi.
"Bisa. Tak perlu menunggu merdeka dulu. Apalagi usaha memerdekakan diri juga perlu biaya..." jawab Tuan Nikoladze. "Caranya dengan gerakan pengumpulan modal secara kolektif. Yang ini sangat mungkin, Rusia takkan bisa menghalangi soal itu. Tinggal kitanya saja, mau mulai bergerak atau tidak!"
Soso terpesona, sebuah pemikiran yang menarik menurutnya. "Apakah itu sudah dimulai, atau sudah ada yang memulai Tuan?" tanyanya.
Tuan Nikoladze mengangguk. "Aku sudah memulainya. Pelabuhan Poti itu nantinya akan digarap oleh orang-orang Poti sendiri. Akan kularang modal dari luar untuk mengelolanya..."
"Apa Tsar tidak keberatan?" tanya Soso lagi.
"Itulah pentingnya diplomasi..." jawab Tuan Nikoladaze. "Kalau frontal, jelas takkan bisa disetujui. Pelan-pelan saja dulu, selama kita tidak mengganggu dulu kepentingan mereka..."
Soso mengangguk-angguk.
"Yang aku sayangkan, sekarang di Tiflis, ada sekelompok anak muda yang menyebut diri mereka sebagai Mesame Dasi..." kata Tuan Nikoladaze lagi.