Lelaki itu diam.
"Bagaimana Bapak mengenal Pak Hameed?" tanya Soso.
"Dulu dia mangkal di Batumi, dan aku sering ke sana untuk menjual hasil pertanian, lalu membeli barang keperluan untuk dibawa ke sini..." jawabnya.
"Bukankah dia berbeda keyakinan dengan Bapak?" tanya Soso lagi.
"Ya, aku tahu, dia Muslim. Tapi dia juga asli Batumi. Dan itu tidak masalah..." jawabnya. "Aku malah lebih kasihan lagi dengan nasibnya. Dia pribumi, tapi nasibnya malang, hanya karena dia minoritas, terus malah jadi menderita di kampung halamannya sendiri. Kalau saja tak ada perjanjian di Konstantinopel antara Rusia dan Otoman, mungkin orang-orang seperti dia juga akan diusir, atau dipaksa ikut agamanya..."
"Apa bedanya dengan Bapak?" tanya Soso.
"Aku kan pada dasarnya orang Rusia, ini bukan kampungku. Jadi kalau terusir ya mau apa lagi?" tanyanya.
"Tapi kan sekarang bagian dari Rusia..." kata Soso.
Pak Sorokoff tertawa. "Itulah lucunya, ketika menjadi pendatang, karena ini bukan bagian dari Rusia, kami hidup nyaman. Tapi setelah menjadi bagian dari Rusia, kami malah tak nyaman..."
"Berarti bukan soal agama kan Pak?"
"Aku sudah tak bisa lagi membedakan soal agama dengan politik sekarang..." katannya.