“Sebentar,” kata Bu Aya. “Kalau kata Opa Sum manusia itu hewan juga, berarti kalau kita ngomongin mereka, sama ji dengan bergosip. Tapi kenapa ya manusia suka bikin cerita fabel, ngomongin diri mereka sendiri, tapi pinjam nama-nama hewan?”
“Lha ya itu… Karena mereka suka melemparkan tanggungjawab pada orang lain!” kata Mas Todon yang dari tadi diam.
“Nah itu…” Jang Krik langsung menyela, “Itu sifat manusia! Hewan mana coba yang suka melemparkan tanggungjawab. Nggak ada kan?” Jang Krik merasa menang.
“Ya ada lah, hewannya namanya manusia. Kan kata Opa Sum, manusia juga hewan…” kata Kang Guru yang nggak mau kalah. Tiba-tiba listrik menyala lagi. “Kumaha ini teh, mau lanjut ceritanya tidak?” tanya Kang Guru.
“Lanjut apane? Lha wong dari tadi juga ceritanya belum dimulai. Judule thok. Keburu debat ndak jelas, koyok manusia wae. Wis, mendingan nonton sinetan wae, wis karuan bohonge!” kata Mas Todon, sewot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H