Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (38) Anak Tiri dari Bapak Kandung?

3 Januari 2021   07:35 Diperbarui: 4 Januari 2021   10:34 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soso buru-buru menenangkannya --sebetulnya sambil menenangkan dirinya sendiri yang kaget luar biasa. "Sabar Mak, sabar... saya cuma kaget..."

Mak Keke duduk lagi. "Mak nggak minta persetujuanmu So. Mak cuma mau bilang begitu keadaannya. Dan itu bagus kan daripada Mak sendirian seumur hidup, sementara Bapakmu itu sama sekali nggak ngasih apa-apa, bahkan kejelasan pun enggak!"

Soso segera menelan sisa roti dan menghabiskan minumannya. Ia beneran kaget. Kekagetannya jelas karena apa yang disampaikan Mak Keke berbeda jauh dengan apa yang dipikirkannya. 

Dikiranya Pak Koba datang untuk meminta pertanggungjawabannya dan segera menikahi si Bonia. Taunya, Pak Koba yang duda itu malah melamar ibunya untuk jadi istrinya! Jadi itu sama sekali nggak ada hubungannya langsung dengan dirinya, kecuali karena Mak Keke adalah ibunya!

"Mak mau jadi istrinya Pak Koba?" tanya Soso. Ia bukan salah dengar, tapi ingin meyakinkan saja.

"Iya. Emak sudah menerima lamarannya. Hari ini, nanti malam, Mak akan menikah dengannya!" jawab Mak Keke.

"Saya akan jadi anak tirinya Pak Koba, dan saudara tiri si Yuri dan Bonia?" tanya Soso lagi.

Mak Keke mulai keliatan sebel. "Ya begitu, memangnya kamu nggak ngerti silsilah untuk keluarga janda dan duda yang menikah setelah sama-sama punya anak!"

Nafas Soso tersengal-sengal, tampak sekali ia berusaha menenangkan diri dari kekagetannya.

"Jangan bilang kamu nggak setuju ya!" kata Mak Keke setengah mengancam.

"Yaaa bagus lah Mak... masak saya nggak setuju!" jawab Soso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun