3. Memperkuat peran Dai dalam memerangi berita palsu:
Para Dai harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melawan berita palsu. Kita juga harus aktif berupaya mengedukasi masyarakat tentang bahaya berita hoaks.
4. Membangun kerja sama antar pihak:
Memerangi berita hoaks dan membangun masyarakat cerdas memerlukan kerja sama berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi keagamaan, dan media massa.
5. Pusat Dakwah Digital:
Pusat Dakwah Digital dapat menjadi alat penting dalam memerangi berita palsu dan membangun masyarakat cerdas. Dengan menggunakan data dan alat digital, Pusat Dakwah Digital dapat menghilangkan informasi yang salah melalui keadaban.
6. Kerjasama:
Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, media dan komunitas anti-disinformasi sangatlah penting. Upaya bersama untuk memberikan Pendidikan literasi digital, pengecekan fakta, dan membangun kemitraan dengan berbagai sektor masyarakat dan media dapat membantu menghilangkan berita palsu dan ujaran kebencian secara online.
Dakwah di era post-truth memang banyak tantangannya, namun juga membuka peluang baru bagi penyebaran nilai-nilai agama lebih lanjut. Dengan meningkatkan literasi digital masyarakat, memanfaatkan teknologi digital, dan memperkuat peran dai, kita dapat membangun masyarakat yang cerdas dan tahan terhadap berita palsu.
Dakwah bukan sekedar penyampaian informasi, namun terdapat hubungan antarmanusia dalam masyarakat dan tentang membangun kepercayaan. Para dai harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan risalah dakwah agar dapat menggugah minat masyarakat khususnya generasi muda. Dakwah juga harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
MARI KITA BERSAMA-SAMA MELAWAN BERITA PALSU DAN MEMBANGUN MASYARAKAT YANG CERDAS DAN JUJUR!!!