Di era digital ini, informasi dapat dengan mudah dibagikan melalui berbagai platform media sosial. Hal ini berdampak positif terhadap penyebaran informasi dan dakwah. Di sisi lain, masa ini juga memberikan tantangan baru bagi para dai dan masyarakat dalam menghadapi informasi yang belum dapat dipastikan keasliannya atau disebut misinformasi. Di era post-truth, fenomena berita hoaks menjadi semakin umum, dan kebenaran bukan lagi ukuran yang paling penting, namun keyakinan dan perasaan pribadi kini dihargai. Hal ini dapat berakibat fatal seperti:
1.Penyebaran paham radikal dan ekstremis
2.Meningkatnya intoleransi dan perpecahan antar umat beragama
3.Rusaknya fasilitasi dan stabilitas sosial
Tantangan Dakwah di era post-truth
Para dai dan masyarakat di era post-truth menghadapi beberapa tantangan dalam menyampaikan pesan Dakwah, antara lain:
1.Kesulitan membedakan kebenaran dan kebohongan:
Di era digital, informasi dapat dengan mudah dimanipulasi dan disebarkan. Hal ini membuat masyarakat sulit membedakan informasi yang benar dan palsu.
2.Misinformasi menyebar dengan cepat:
Misinformasi menyebar begitu cepat di media sosial sehingga sulit untuk menghentikannya. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya kondusifitas dan stabilitas sosial.
3.Kurangnya literasi digital: