Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji hanya milik Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Sudah kangen ingin menulis lagi, masih dalam suasana pandemi Covid-19 dan semoga pembaca dalam keadaan sehat dan yang sedang sakit lekas diberikan kesembuhan. Pada tulisan kali ini saya ingin sharing atau berbagi kepada pembaca dengan mengangkat topik eskatologi. Apakah eskatologi itu? Sebelum menjawabnya, saya beritahu dulu bahwa kemarin saya menemukan seorang ulama yang luar biasa ilmunya, walaupun saya cuma bisa menonton dari youtube, tapi alhamdulillah bisa dapat ilmu yang luar biasa dari ceramah beliau, namanya adalah Syaikh Imran Nazar Hosein.
Ceramah beliau berbicara tentang kejadian dan fenomena yang terjadi di dunia berdasarkan firman Allah dalam Al-Quran. Kejadian pada masa lampau, masa sekarang, dan juga masa yang akan datang sampai dengan akhir zaman. Mungkin bagi sebagian besar orang kurang berminat terhadap topik ini, namun karena pada dasarnya saya orang yang pemikir dan penyuka filsafat yang selalu punya rasa penasaran terhadap how the world works,
saya sungguh tertarik dan terkesima dengan ilmu beliau. Istilah eschatology atau eskatologi, baru saya ketahui dari ceramah beliau, yang ternyata beliau ulama pakar di bidang eskatologi, yaitu suatu cabang dalam teologi yang berfokus pada pembahasan tentang akhir zaman menurut kitab suci. Kalau kita menonton ceramah ulama-ulama dari luar negeri, biasanya mereka telah menguasai ilmu perbandingan agama yaitu Islam, Kristen dan Yahudi berdasarkan kitab sucinya.
Pada tulisan saya yang sebelumnya tentang menemukan benang merah dalam kebenaran Islam, saya telah menjelaskan bahwa Islam adalah agama satu-satunya yang diimani oleh para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Tuhan yang satu yaitu Allah, dan saya pun berbicara tentang apa yang lazim disebut dengan teori konspirasi the new world order.
Awalnya saya berpikir antara percaya atau tidak dengan teori konspirasi, tetapi setelah mengetahui dari ceramah Syaikh Imran Hosein, ilmu eskatologi inilah yang ternyata isinya apa yang lazim kita sebut sebagai teori konspirasi. Itu artinya, teori konspirasi bukanlah hal yang mengada-ada, karangan atau halusinasi, namun nyatanya ada disiplin ilmu yang menaunginya, yaitu dengan metode analisis melalui kitab suci.
Inilah cabang ilmu teologi yang dinamakan eskatologi. Dari ceramah beliau, saya dapat mengetahui bahwa eskatologi bukan hanya ada dalam teologi Islam, tapi juga ada dalam Kristen dan Yahudi. Dan mungkin saja ada juga dalam agama lainnya seperti Hindu atau Budha berdasarkan kitab sucinya.
Ceramah beliau sangat padat berisi, tapi karena saya masih anak kemarin sore yang baru belajar dan takutnya ada yang salah dalam menyampaikan, mungkin saya hanya akan menceritakan dengan bahasa dan sudut pandang saya sendiri saja, yang pada intinya dalam eskatologi ini kita membahas tentang Dajjal, Yajuj dan Majuj, Imam Mahdi, Nabi Isa (Yesus) A.S, yang dikaitkan dengan firman dalam kitab suci dan fakta sejarah.
Salah satu yang banyak dibahas oleh Syaikh Imran Hosein dalam ceramahnya adalah tentang sistem moneter alias riba, yang sekarang ini terpampang nyata di hadapan kita dengan sistem uang kertas dan perbankan, dan sistem uang masa depan yang juga sekarang mulai terasa kita gunakan yaitu cryptocurrency dan bitcoin. Saya menulis tentang ini murni karena tujuan agama bukan ingin berbicara tentang teori akademis.
Karena saya belajar di jurusan keuangan, saya mendapat pelajaran perbankan dan akuntansi dan setelah mendengar beliau berceramah tentang apa sesungguhnya firman Allah dan perkataan Nabi Muhammad SAW tentang riba, saya pun menyadari kesalahan saya dalam berpikir, karena ada dua dimensi yang berbeda yaitu teori akademis dan agama.
Sebelumnya saya sudah tahu apa itu riba yang secara umum, tapi ternyata saya tidak memahami hakikat agama Islam dan hakikat sifat Allah. Syaikh menyebutkan sebuah hadith yang menceritakan ketika Bilal sedang di pasar, Rasulullah menghampirinya dan Bilal menawarkan kurma yang berkualitas baru untuk dicicipi Rasulullah.
Bilal mengatakan bahwa ia telah menukar 2 kg kurma kualitas lama dengan 1 kg kurma kualitas baru, yang sedang dicicipi Rasululllah, kemudian Rasulullah bersabda bahwa yang dilakukan Bilal itu inti dari riba. Dalam hadith dikatakan bahwa emas, perak, gandum, jelai, kurma dan garam harus ditukar dengan nilai dan takaran yang sama. Dalam kasus Bilal, seharusnya 2 kg kurma lama ditukar dengan nilai takaran yang sama yaitu 2 kg kurma baru, bukan 1 kg.
Kalau kita berpikir, kenapa ya 6 jenis komoditi tadi yang disebut oleh Rasulullah sebagai sumber riba, kemudian saya ingat berkaitan dengan hedging dalam akuntansi, jadi menurut teori dalam ekonomi ada yang disebut hedging atau lindung nilai dimana pihak pembeli mengadakan perjanjian transaksi pembayaran di depan untuk penyerahan barang dari penjual dalam beberapa bulan ke depan, dalam rangka untuk melindungi asetnya dari risiko kerugian akibat jika terjadi gagal panen atau naiknya harga komoditas di pasar.
Hal ini dilegalkan dalam akuntansi, namun ternyata Allah melarangnya. Jika dipikir menurut hakikat agama Islam, kenapa itu dilarang, karena sebenarnya pihak pembeli mengambil untung yang tidak semestinya dan merugikan pihak penjual, di sini terjadi ketidakadilan. Salah satu sifat Allah ialah Maha Adil dan tidak mendzalimi hambanya, maka segala bentuk transaksi yang tidak sama-sama ridha antara pembeli dan penjual, Allah tidak suka, dan Allah mencegah perbuatan curang itu dan melindungi umat manusia melalui hukum-Nya yaitu melarang Riba.
Sederhananya bisa dikatakan hakikatnya seperti itu, tapi riba banyak jenisnya, pada intinya Allah melarang riba untuk mencegah orang kaya berbuat curang dan menindas orang yang lebih lemah, agar tercipta keadilan dan kedamaian, bukan kerusakan. Hal ini juga mengingatkan saya ketika dulu saya pernah mencoba berinvestasi dengan menyicil emas batangan selama setahun, namun ternyata saat saya menjual emas tersebut setahun kemudian harganya lebih rendah jauh dari harga total saya membelinya dengan cicilan padahal saya berharap ada kenaikan saat menjualnya.
Kini saya memahami kenapa seharusnya pembelian emas dilakukan secara tunai, bukan dengan dicicil yang dilarang oleh Allah. Tentang komoditi yang disebutkan yaitu gandum, jelai, kurma dan garam, Syaikh Imran Hosein mengatakan bahwa gandum bisa juga diartikan sebagai padi jika di Indonesia.
Berbicara tentang Riba beliau menyebut tentang suatu karya sastra William Shakespeare yang berjudul The Merchant of Venice, di dalamnya berkisah tentang seorang rentenir Yahudi yang meminjami uang sampai tega mengenakan imbalan denda jika lewat waktu yang disepakati berupa "a pound of flesh". Praktik Riba bermula dilakukan orang Yahudi sejak dahulu kala dari rentenir sampai dengan saat ini menjelma dalam bentuk sistem perbankan. Rasulullah mengatakan, tidak ada jalan keluar dari Riba.
Dan Syaikh Imran memperjelas perkataan Rasulullah, karena tidak ada jalan keluar dari Riba, maka saat sekarang ini dimana Riba telah terpampang nyata dalam sistem moneter global, kita hanya bisa meminimalisirnya dengan pilihan hidup kita dalam mengelola keuangan.
Jujur setelah tahu tentang hal ini, saya jadi mengubah pula mindset saya tentang hukum Allah yang menentukan halal dan haram. Sebenarnya jika kita memahami larangan Allah, tujuan Allah adalah agar kita selamat di dunia dan akhirat. Namun akhirat lebih penting daripada dunia, karena akhirat adalah lebih pasti daripada dunia. Kenapa lebih pasti, karena setiap yang bernyawa akan mati, dan setelah mati tidak berguna lagi pertaubatan kita yang seharusnya kita lakukan pada saat masih hidup di dunia.
Beralih ke bahasan Yajuj dan Majuj atau Gog and Magog, dalam ceramahnya Syaikh Imran menjelaskan panjang lebar mengenai Dzulqarnain yang ada dalam ayat Al-Quran. Dari penjelasan beliau, saya pikir saya masih belum bisa mengulang penjelasannya di sini sesuai perkataan dari Syaikh tapi saya menggunakan kalimat saya sendiri, Dzulqarnain tiba di suatu daerah yang dia tidak paham bahasanya, kemudian orang-orang di situ meminta bantuan kepada Dzulqarnain untuk menghentikan Yajuj dan Majuj karena kekejaman Yajuj dan Majuj terhadap mereka.
Dzulqarnain tidak dapat mengalahkan Yajuj dan Majuj karena kekuatannya dan jumlahnya yang banyak, sehingga ia berdoa kepada Allah dan membangun tembok dari besi untuk menghalangi Yajuj dan Majuj. Sebelum saya mendengarkan ceramah Syaikh Imran, informasi tentang Yajuj dan Majuj yang saya ketahui dari media, gambaran Yajuj dan Majuj adalah makhluk yang mengerikan dan kuat, lalu yang dibayangkan adalah sosok makhluk bukan manusia tapi seperti monster.
Kemudian setelah Syaikh Imran menjelaskan dalam ceramahnya, bahwa istilah mengerikan, kejam itu maknanya adalah perbuatan jahat. Di dunia ini ada 3 makhluk, apakah Yajuj dan Majuj adalah malaikat? Jawabannya tidak mungkin, karena malaikat tidak punya kehendak untuk berbuat, malaikat hanya berbuat apa yang diperintahkan Allah. Apakah Yajuj dan Majuj itu jin? Jawabannya juga tidak mungkin, karena Yajuj dan Majuj tidak bisa menembus tembok besi, sedangkan jin bisa. Jadi kesimpulannya, Yajuj dan Majuj adalah manusia.
Dan Yajuj dan Majuj punya kekuatan besar yang jahat, yang artinya dia punya dominasi untuk menindas manusia lain yang lemah. Seperti yang kita hadapi sekarang 2 kekuatan besar di dunia adalah Barat (Amerika) dan Soviet. Mereka punya kekuatan dari sisi mengontrol finansial dunia dan dari senjata. Dan yang lebih detail lagi bahkan kekuatan pengaruh pemikiran dan gaya hidup ala Barat semakin deras di masa sekarang, antara lain feminisme, hedonisme, alkohol dan obat-obatan, dan melegalkan pernikahan sesama jenis.
Mengenai kembalinya Isa Al Masih, sudah pernah dibahas pada tulisan sebelumnya bahwa Nabi Isa (Yesus) akan diturunkan Allah ke dunia untuk membantu Imam Mahdi membunuh Dajjal. Di ceramah Syaikh Imran ada satu hal yang menarik yaitu ayat Al-Qur'an yang berbunyi "Ingatlah, ketika Allah berfirman, Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat, kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan" (Q.S. Ali Imran:55).
Syaikh membacakan ayat tersebut dan mengartikannya dengan jeda, sehingga saya menjadi paham. Allah telah berkata kepada Nabi Isa, pertama Allah akan mengambil dan mengangkat Nabi Isa kepada-Nya (dalam keadaan hidup), karena saat itu Nabi Isa akan disalib oleh orang-orang kafir Yahudi, padahal Allah Maha Adil dan tidak mendzalimi hambanya sehingga tidaklah seseorang pantas diberi hukuman/disalib (salib adalah hukuman yang diberlakukan Allah bagi umat Yahudi/Bani Israil) kecuali karena orang tersebut melakukan perbuatan dosa. Nabi Isa tidak melakukan dosa yang mengharuskannya menerima hukuman, sehingga Allah menyelamatkannya dari kedzaliman kafir Yahudi dengan mengangkat Nabi Isa kepada-Nya.
Kedua, Allah berkata "serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir", yaitu janji Allah pada Nabi Isa yang akan terjadi saat Nabi Isa diturunkan ke dunia, kelak orang-orang Kristen akan mengatakan bahwa mereka telah melakukan amal ibadah atas nama Nabi Isa tapi Nabi Isa menepis mereka dan berkata "enyahlah", karena sesungguhnya Nabi Isa adalah hamba Allah, seorang Muslim dan umat Nabi Muhammad. Ketika itulah nantinya sebagian mereka bertaubat dari menuhankan Nabi Isa dan mengikuti ajaran Nabi Isa yang sesungguhnya adalah ajaran Islam.
Allah mengatakan orang-orang yang mengikuti ajaran sesungguhnya dari Nabi Isa ini yang Allah berikan posisi yang berada di atas orang kafir sampai hari kiamat tiba. Lalu Nabi Isa akan wafat ("kemudian kepada-Ku engkau kembali") dan Allah akan memberi keputusan (judgement) tentang apa yang diperselisihkan (yaitu mengenai kebenaran bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah).
Syaikh mengatakan bahwa saat peristiwa penyaliban Yesus, kaum kafir Yahudi percaya bahwa mereka berhasil membunuh Nabi Isa di tiang salib, dan saat itu juga terdapat prasangka atau dugaan yang ditimbulkan tentang kematian Yesus. Allah baru menurunkan firman-Nya 600 tahun setelah peristiwa tersebut, yang menjelaskan bahwa Nabi Isa (Yesus) tidak mati disalib. Kalau mengacu pada alkitab kisah penyaliban ini mengandung pertentangan sehingga masih ada keraguan. Namun, sebenarnya kalau umat Kristen mau menerima Al-Quran, yaitu firman Allah dalam ayat ini, maka mereka akan sadar akan peristiwa penyaliban Yesus yang sebenarnya seperti apa.
Dan Syaikh menambahkan sebagai renungan (bagi umat Kristen), saat nanti Nabi Isa turun ke dunia untuk membunuh Dajjal, apakah Nabi Isa akan bicara dengan bahasa Inggris, atau bahasa apa kira-kira yang yang akan digunakannya? Mungkin mereka akan tercengang kalau nanti ternyata Nabi Isa berbicara dalam bahasa Arab, karena Allah menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab.
Saya menutup tulisan ini dengan kesan saya terhadap Syaikh Imran Hosein, menurut saya beliau merupakan ulama yang mempunyai intelegensi tinggi, karena ilmu eskatologi yang merupakan cabang dari teologi atau filsafat membutuhkan daya pikir yang kuat untuk memecahkan misteri dan dalam belajar filsafat kita juga perlu mempelajari sejarah dunia. Sebaiknya setelah membaca tulisan ini, pembaca langsung saja ya mencarinya di youtube dan melihat ceramah beliau untuk menambah pengetahuan tentang Islam dan misteri dunia khususnya yang bersumber dari kitab Al-Quran. Semoga tulisan saya memberikan manfaat walau sedikit saja. Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H