Mohon tunggu...
Alinnatun Naimah
Alinnatun Naimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan

Hobi Membaca dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) PPG Prajabatan untuk Meningkatkan Kemampuan Beradaptasi dalam Lingkungan Multikultural

14 Januari 2024   07:14 Diperbarui: 14 Januari 2024   07:26 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Diklat WKG (Dok. pribadi)

Diklat Wawasan kebhinekaan global sangat penting bagi mahasiswa PPG Prajabatan karena membuka pemahaman terhadap keragamanan budaya, memperluas pandangan global, dan meningkatkan kemampuan berdaptasi dalam lingkingan multikultural. Kegiatan ini memberikan manfaat besar dalam persiapan untuk menjadi guru profesional dan berkontribusi positif dalam membentuk lingkungan pendidikan yang inklusif.

Kebhinekaan global adalah toleransi terhadap perbedaan, tindakan menghormati keberagaman, mampu untuk saling menghargai terhadap perbedaan yang ada di lingkungannya. Kebhinekaan global juga menekankan pentingnya menghargai hak asasi manusia dan menentang diskriminasi dalam segala bentuknya. Konsep ini memperjuangkan persamaan hak dan kesempatan bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang atau identitas mereka. Dalam dunia yang semakin terhubung dan saling bergantung satu sama lain, kebhinekaan global menjadi semakin penting dalam mempromosikan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua orang di seluruh dunia.

Dalam upaya untuk memperluas pandangan global calon guru profesional, maka Universitas Negeri Malang menggelar kegiatan WKG (Wawasan Kebhinekaan Global) untuk mahasiswa PPG Prajabatan tahun 2023 di ikuti oleh Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia Kelas 001. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2024 dimulai dari pukul 07.00 WIB S/d 17.00 WIB di gedung A20 Universitas Negeri Malang didampingi oleh Dr. Karkono, S.S., M.A dan Drs. Pidekso Adi, M.Pd. Diklat WKG di kelas Bahasa Indonesia 001 yang diikuti oleh 23 mahasiswa ini membahas 5 topik yakni  Dunia yang Berwarna, Negeri Penuh Harmoni, Damai Mulai dari Diri, Sekolah yang Bhineka dan Sekolahku yang Damai. Dimana disetiap topik mahasiswa diajak untuk berpetualang melalui 5 alur kegiatan yakni mulai dari diri, aktivitas, refleksi, konsep, dan aplikasi. Pada awal kegiatan diadakan pretest dan akhir kegiatan post test.

Dari kegiatan  diklat WKG tersebut diperoleh materi menarik dari setiap topiknya yakni sebagai berikut :

Topik 1  Dunia yang Berwarna 

Topik ini dipaparkan oleh Dr. Karkono, S.S., M.A. terkait keberagaman lingkungan kita, mulai dari agama, budaya, ras hingga bahasa. Pada topik ini kita diberikan pemantik dengan pertanyaan bagaimana kalau Indonesia ini hanya satu suku. Bagaimana jika semua selera kita sama, maka akan adanya rasa bosan, dan tidak adanya perbedaan antara satu sama lain, tidak ada kreatifitas antara satu orang dengan orang lainnya, karena seleranya sama. Sedangkan kita semua tau kalau keberagaman ini menjadi keindahan tersendiri. Dari sini kita belajar bahwa keragaman ini ada untuk dijadikan keindahan bukan sebuah petentangan. Dan dunia ini penuh dengan warna, dari perbedaan kecil seperti makan bubur diaduk atau tidak, suka belajar dengan mendengarkan musik atau tidak, dan sebagainya.

Topik 2 Negeri Penuh Harmoni

Topik 2 ini dipaparkan oleh Dr. Karkono, S.S., M.A terkait  pentingnya harmoni dalam kebhinekaan karena meski berbeda beda kita sebagai sesama rakyat Indonesia memiliki tujuan yang sama memiliki keadilan yang sama dalam Bhineka Tunggal Ika dalam Pancasila sebagai pedoman hidup kita rakyat Indonesia

Topik 3 Damai Mulai dari Diri

Topik 3 ini dipaparkan oleh Dr. Karkono, S.S., M.A terkait kecintaan terhadap diri sendiri. Sebagai manusia, kita perlu menyadari adanya kelebihan dan  kekurangan agar bisa berdamai dengan diri. Melalui kesadaran tersebut, kita bisa menerima bahwa setiap manusia diciptakan dengan kondisi yang berbeda-beda. Pada topik 3 ini kita dibagi menjadi 4 kelompok untuk menuliskan identitas diri kita masing-masing pada selembar kertas manila yang sudah disediakan. Kita diberi kebebasan untuk berkreasi tentang identitas kita masing-masing.

Topik 4 Sekolahku yang Bhineka

Topik 4 ini dipaparkan oleh Drs. Pidekso Adi, M.Pd., terkait perbedaan di dalam sekolah. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan dengan arti "berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Melalui semboyan  tersebut dapat dipetik makna bahwa keragaman yang ada di sekolah mengharuskan peserta didik untuk tetap bersikap  damai dan menghargai satu sama lain. Karena, tidak semua anak memiliki karakter, latar belakang, kemampuan, budaya, serta kepercayaan yang sama. Dari keragaman yang ada,  maka sekolah perlu menerapkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dapat ditumbuhkan melalui pembiasaan pada kegiatan sehari-hari, seperti saling tolong menolong, menghargai pendapat teman, mematuhi tata tertib sekolah, dan banyak hal. Pada topik 4 ini kita juga berkelompok lagi untuk bermain peran terkait kasus keberagaman di sekolah dengan diperankan berbagai tokoh yang memiliki karakteristik yang beragam antara lain : kepala sekolah yang demokratis namun plinplan, ketua forum orang tua yang konservatif, pihak dinas yang birokratis teliti dan hati-hati, guru yang kreatif namun sibuk dengan banyaknya tugas dan peserta didik yang eksploratif. Adanya karakteristik yang beragam perlu adanya sikap menanggapi perbedaan. Hal tersebut bukan menjadi hambatan bagi sekolah melainkan sebuah tantangan untuk menciptakan kebhinekaan dalam lingkungan sekolah.

Topik 5 Sekolahku yang Damai

Topik 5 ini dipaparkan oleh Drs. Pidekso Adi, M.Pd. terkait sekolah yang damai. Sekolah yang damai adalah sekolah yang berpihak pada peserta didik, terhindar dari kekerasan, diskriminasi, dan banyak hal lainnya. Seorang anak harus terpenuhi hak dasarnya sehingga tercipta rasa bahagia dalam diri peserta didik. Untuk menciptakan sekolah yang damai, maka dapat diberlakukan sekolah ramah anak sehingga dapat tercipta sekolah yang aman, nyaman, dan terlindungi. Komponen yang harus ada yaitu kebijakan, interaksi, promosi, sarana dan partisipasi. Menjaga sekolah yang damai kita harus meningkatkan kapasitas (K) dan mengurangi kerentanan (R) dengan demikian resiko akan lebih kecil.

Semua materi diakhiri dengan kegiatan refleksi. Refleksi sangat penting dilakukan pada setiap akhir kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan dan kelebihan dari sesuatu yang telah dipelajarinya. Dan untuk mengungkap perasaan yang terjadi saat mengikuti kegiatan tersebut.

Dari kegiatan diklat WKG yang dilakukan, mahasiswa terlihat sangat antusias dalam mengikutinya. Mahasiswa banyak berdiskusi, mencurahkan ide-ide yang dimiliki dan saling bertukar pendapat.  Pelatihan WKG ini ditutup dengan menyanyikan lagu " Bagimu Negeri' dan foto bersama. Banyak sekali pengalaman yang didapatkan dari kegiatan ini. Diharapkan mahasiswa siap menjadi guru profesional yang dapat mewujudkan peserta didik yang memiliki karakter profil pelajar pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun