Topik 4 Sekolahku yang Bhineka
Topik 4 ini dipaparkan oleh Drs. Pidekso Adi, M.Pd., terkait perbedaan di dalam sekolah. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan dengan arti "berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Melalui semboyan  tersebut dapat dipetik makna bahwa keragaman yang ada di sekolah mengharuskan peserta didik untuk tetap bersikap  damai dan menghargai satu sama lain. Karena, tidak semua anak memiliki karakter, latar belakang, kemampuan, budaya, serta kepercayaan yang sama. Dari keragaman yang ada,  maka sekolah perlu menerapkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dapat ditumbuhkan melalui pembiasaan pada kegiatan sehari-hari, seperti saling tolong menolong, menghargai pendapat teman, mematuhi tata tertib sekolah, dan banyak hal. Pada topik 4 ini kita juga berkelompok lagi untuk bermain peran terkait kasus keberagaman di sekolah dengan diperankan berbagai tokoh yang memiliki karakteristik yang beragam antara lain : kepala sekolah yang demokratis namun plinplan, ketua forum orang tua yang konservatif, pihak dinas yang birokratis teliti dan hati-hati, guru yang kreatif namun sibuk dengan banyaknya tugas dan peserta didik yang eksploratif. Adanya karakteristik yang beragam perlu adanya sikap menanggapi perbedaan. Hal tersebut bukan menjadi hambatan bagi sekolah melainkan sebuah tantangan untuk menciptakan kebhinekaan dalam lingkungan sekolah.
Topik 5 Sekolahku yang Damai
Topik 5 ini dipaparkan oleh Drs. Pidekso Adi, M.Pd. terkait sekolah yang damai. Sekolah yang damai adalah sekolah yang berpihak pada peserta didik, terhindar dari kekerasan, diskriminasi, dan banyak hal lainnya. Seorang anak harus terpenuhi hak dasarnya sehingga tercipta rasa bahagia dalam diri peserta didik. Untuk menciptakan sekolah yang damai, maka dapat diberlakukan sekolah ramah anak sehingga dapat tercipta sekolah yang aman, nyaman, dan terlindungi. Komponen yang harus ada yaitu kebijakan, interaksi, promosi, sarana dan partisipasi. Menjaga sekolah yang damai kita harus meningkatkan kapasitas (K) dan mengurangi kerentanan (R) dengan demikian resiko akan lebih kecil.
Semua materi diakhiri dengan kegiatan refleksi. Refleksi sangat penting dilakukan pada setiap akhir kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan dan kelebihan dari sesuatu yang telah dipelajarinya. Dan untuk mengungkap perasaan yang terjadi saat mengikuti kegiatan tersebut.
Dari kegiatan diklat WKG yang dilakukan, mahasiswa terlihat sangat antusias dalam mengikutinya. Mahasiswa banyak berdiskusi, mencurahkan ide-ide yang dimiliki dan saling bertukar pendapat. Â Pelatihan WKG ini ditutup dengan menyanyikan lagu " Bagimu Negeri' dan foto bersama. Banyak sekali pengalaman yang didapatkan dari kegiatan ini. Diharapkan mahasiswa siap menjadi guru profesional yang dapat mewujudkan peserta didik yang memiliki karakter profil pelajar pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H