Mohon tunggu...
Alin FM
Alin FM Mohon Tunggu... Penulis - Mencoba

Mencoba menjadi untuk jadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibu Sang Santan Kehidupan

15 Desember 2021   01:28 Diperbarui: 15 Desember 2021   01:33 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah berfirman ;
"Dan bagi para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan

Mulianya aktivitas penyusui juga ada pada sabda Rasulullah Saw.
bersabda, "Ketika seorang wanita menyusui anaknya, Allah membalas setiap isapan air susu yang diisap anak dengan pahala memerdekakan seorang budak dari keturunan Nabi Ismail, dan manakala wanita itu selesai menyusui anaknya malaikat pun meletakkan tangannya ke atas sisi wanita itu seraya berkata, 'Mulailah hidup dari baru, karena Allah telah mengampuni semua dosa-dosamu'."

Dan banyak kemuliaan-kemulian lain dari aktivitas menyusui. Lalu membersamai buah dari membersihkan air kencing nya , bannya. Belum lagi mencuci pakaian serta asupan nutrisi bagi anak.

Kemudian ada fase toilet training yang menguji kesabaran dan ketahanan dari seorang ibu. Jika ibu tak sabar maka proses toilet training pun tidak akan berjalan lancar.
Fase tumbuh kembang anak terus diperhatikan dan dikawal sampai bisa makan dan mandi sendiri. Lalu bisa membantu ibunya dari membersihkan tempat tidur, menyapu, mengepel, dan lain-lain. Aktivitas motorik dan kognitif anak juga selalu diperhatikan.

Maka dari itu saya menulis, ibu adalah sang kehidupan karena seorang ibu itu sama halnya seperti santan. Untuk menghasilkan santan, sebutir kelapa harus melalui perjalanan panjang yang menyakitkan.

Dimulai dari sang kelapa harus jatuh dari ketinggian pohon dan membentur tanah dengan keras. Setelah jatuh sang kelapa kemudian dikuliti. Dipisahkan dengan sabutnya dengan menggunakan linggis. Apakah kemudian santannya sudah ada? Jawabnya belum "not yet".

Sang kelapa kemudian harus dibelah. Selesai dibelah, ia dicongkel menggunakan pisau yang tajam. Selesai dicongkel, sang kelapa harus diparut. Selesai diparut, disiram air lalu diperas. Baru santan itu keluar.

Maka setelah santan keluar, berbagai macam makanan dapat terhidang enak. Gulai, rendang, soto Betawi, empal gentong, berbagai macam sayuran.

Seperti itulah kehidupan seorang ibu seperti santan. Kesulitan dan tantangan itu memang sunatullah selalu ada. Santan kehidupan akan dinikmati oleh anak-anaknya untuk mengarungi samudera kehidupan. Maka dari itu betapa mulianya tugas seorang ibu dalam Islam.

Sebagai seorang ibu memang harus melalui berbagai macam tantangan dan cobaan apalagi yang mempunyai anak banyak. Ia harus mengerahkan segala upaya Hingga potensi terbaik yang dimilikinya. Hingga kualitas imannya pun ditempa. Belum cibiran ketika anak banyak. Waduh!

Jika hari ini ibu kehidupannya serasa berliku dan penuh perjuangan, mari terus bersemangat. Dekati Allah sedekat - dekatnya. Allah sedang membimbing kita mengeluarkan santan terbaik. Potensi terbaik untuk menjadi yang paling baik  amalnya"Ahsanu amalaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun