Mohon tunggu...
Alin FM
Alin FM Mohon Tunggu... Penulis - Mencoba

Mencoba menjadi untuk jadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibu Sang Santan Kehidupan

15 Desember 2021   01:28 Diperbarui: 15 Desember 2021   01:33 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Sang Santan Kehidupan
Oleh
Alin FM
Praktisi Multimedia dan penulis

Menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Ada perjalanan panjang untuk membersamai buah hati menuju gerbang kehidupan mandiri. Pengorbanan yang luar biasa tiada henti demi kelangsungan hidup si buah hati.

Ibu bagaikan santan kehidupan anaknya. Bagaimana tidak, ibu harus rela mengandung 9 bulan dengan kondisi kelelahan yang bertambah-tambah. Dari morning sickness, pusing, susah tidur, dan lain-lain. Kemudian melahirkan dengan kontraksi dari 12 jam sampai 48 jam. Tenaga terkuras, mental ditempa, pikiran setenang mungkin menghadapi proses persalinan.

Semua otot pinggang, tulang pinggul, tulang ekor, syaraf yang ada di daerah rahim dan darah bersatu untuk memperlancar proses persalinan. Di atas Ambang batas rasa sakit manusia normal, ada ketika seorang ibu melahirkan. Wajar jika seorang ibu peluh membasahi tubuh untuk menahan rasa sakit yang luar biasa. Jika ia mengeluh, itu bukan malah mengobati malah rasa sakit akan bertambah karena keluhannya.

Mental pun diuji menjelang proses persalinan tiba. Rasa takut pada proses persalinan pun pun dan itu alamiah. Karena seorang ibupun mempunyai hormon adrenalin pemicu rasa takut. Namun rasa takut rasa diatasi dan dikendalikan pada Sang pemilik kehidupan. Ia yakin amanah yang diberikan Sang penciptanya adalah tugas mulia. Suatu kehormatan tersendiri jika itu adalah tugas dari Allah SWT.

Proses persalinan pun tiba. Kepala akan berusaha keluar atas izin Tuhannya. Ia diperintahkan untuk keluar pada waktu yang ditentukan. Kepala yang besar keluar dari rongga vagina dengan bersimbah darah.

Setelah itu tibalah hormon oksitosin bekerja untuk merangsang air susu. Karena dengan itulah ia akan mendapatkan asupan pertama sampai 6 bulan. Menyusui bukanlah perkejaan yang mudah. Ada yang belum ada ASI setelah melahirkan dan ada juga ASI sudah banyak setelah atau sebelum melahirkan.

Ketika teknik menyusui tidak tepat, maka resiko masitis menghadang. Ada pernah merasakannya?? Rasa luar biasa sakit. Kenapa? Karena bagian punting luka ketika menyusui bayi. Tingkat keparahan tergantung penanganannya setelah punting luka. Jika tidak ditangani dengan tepat maka seorang ibu akan mengalami kesakitan yang luar biasa bahkan bisa demam tinggi.

Namun ada seorang ibu di zaman sekulerisme liberal ini tidak mau menyusui anaknya dengan berbagai alasan. Padahal alangkah ruginya ibu tersebut di akhirat kelak
Rasulullah SAW bersabda:

"Kemudian Malaikat itu mengajakku melanjutkan perjalanan, tiba-tiba aku melihat beberapa perempuan yang payudaranya dicabik-cabik ular yang ganas. Aku bertanya: 'Kenapa mereka?' Malaikat itu menjawab: 'Mereka adalah para perempuan yang tidak mau menyusui anak-anaknya (tanpa alasan syar'i)'" (HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya 7491)

Menyusui adalah kewajiban seorang ibu muslimah. Dan tertulis jelas dalam ayat cinta Yaitu Al-Qur'anul kariim di dalam surat Al Baqarah : 233

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun