Siska menatap foto itu dengan rasa penasaran. "Atau mungkin Rian adalah korban berikutnya. Jika dia tahu sesuatu yang tidak seharusnya dia tahu, pelaku bisa saja mengincarnya."
Anton menyimpan foto itu sebagai petunjuk penting. Dia yakin bahwa ada lebih banyak rahasia yang harus diungkap, dan semua ini berputar di sekitar cermin-cermin yang misterius.
- - -
Keesokan harinya, Anton mendapat laporan terbaru dari tim forensik. Mereka menemukan sesuatu yang mencurigakan di cermin rumah tua. Ada jejak-jejak samar yang menunjukkan bahwa cermin tersebut pernah dipindahkan beberapa kali. Jejak ini sangat halus, tetapi cukup untuk membuktikan bahwa cermin itu bukan hanya barang antik yang dibiarkan begitu saja selama bertahun-tahun. Seseorang secara aktif memindahkan cermin itu.
Lebih jauh lagi, setelah menghubungi beberapa penduduk setempat, Anton menemukan fakta mengejutkan lainnya. Beberapa saksi mata melaporkan bahwa mereka pernah melihat seseorang berpakaian serba hitam, selalu muncul di dekat tempat-tempat yang memiliki cermin besar, termasuk di sekitar rumah tua dan apartemen Adi sebelum pembunuhan terjadi. Pria itu selalu terlihat dari jauh, tetapi menghilang sebelum ada yang bisa mendekatinya.
"Apa mungkin ini pelakunya?" tanya Anton kepada Siska. "Orang ini selalu berada di dekat cermin, dan dia selalu menghilang sebelum ada yang bisa menangkapnya."
Siska mengangguk perlahan. "Bisa jadi. Jika dia menggunakan cermin sebagai alat atau simbol, mungkin dia selalu berada di dekat tempat kejadian untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana."
Anton mulai merasakan adanya pola yang lebih mendalam di sini. Pembunuh ini bukanlah pembunuh biasa. Dia tampaknya menggunakan cermin sebagai simbol dan alat untuk mengontrol dan memanipulasi korbannya. Setiap korban dihadapkan dengan cermin sebelum mereka tewas, seolah-olah dipaksa untuk melihat sesuatu yang tidak mereka sadari, sesuatu yang mematikan.
- - -
Saat menyatukan semua fakta, Anton menyadari satu hal yang mengerikan. Di setiap tempat kejadian perkara, cermin selalu ada, dan korban tampaknya diarahkan untuk melihat sesuatu di cermin sebelum mereka tewas. Apakah mungkin bahwa pelaku adalah seseorang yang tahu bagaimana memanfaatkan ketakutan manusia terhadap bayangannya sendiri? Atau mungkin dia menggunakan cermin untuk menciptakan ilusi yang begitu menakutkan, sehingga para korban terjebak dalam ketakutan mereka sendiri?
Namun, sebelum Anton bisa menjawab semua pertanyaan ini, dia mendapat telepon darurat. Ada laporan tentang pembunuhan ketiga. Korban kali ini adalah seorang wanita muda, ditemukan di depan sebuah cermin besar---dengan wajahnya hancur seperti dua korban sebelumnya.