Mohon tunggu...
Aline Lintang
Aline Lintang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik

Hallo ! Aku Lintang, seorang pengusaha, pecinta fashion dan kuliner. Lagi sibuk banget nih mengurus Beanshop, tempat di mana kamu bisa belanja baju kece sambil ngopi santai. Aku percaya kalau hidup itu harus dinikmati, jadi aku bikin tempat ini biar kamu bisa nemuin semuanya di satu tempat. Yuk, mampir dan rasain vibe-nya sendiri!

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Rumah Bayangan Part 3

12 Oktober 2024   21:04 Diperbarui: 12 Oktober 2024   21:10 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- - -

Anton memutuskan untuk menggali lebih dalam tentang korban kedua, Adi. Dia adalah seorang pria berusia tiga puluh tahun, seorang karyawan swasta yang hidupnya cukup biasa. Namun, seperti halnya Lisa, tidak ada yang tahu kenapa dia bisa menjadi korban dari pembunuhan brutal ini. Satu hal yang menggelitik pikiran Anton adalah kenyataan bahwa di tempat kejadian, Adi ditemukan menghadap ke cermin yang tergantung di dinding apartemennya, dengan darah berceceran di sekitarnya.

Sementara Anton dan Siska melakukan penyelidikan, mereka mendapatkan laporan forensik terbaru dari TKP Adi. Hasilnya mencengangkan. Selain sidik jari yang sama, ada sesuatu yang lebih aneh lagi. Ditemukan partikel kaca halus di sekitar tubuh Adi, seolah-olah cermin di apartemen itu baru saja pecah sebelum diganti dengan yang baru. Namun, tidak ada bekas cermin yang hancur di sekitar tempat kejadian.

Anton mulai merasakan tekanan semakin besar. Dua pembunuhan dengan pola yang sangat mirip, dengan keterlibatan cermin yang mencurigakan. Bagaimana mungkin cermin-cermin ini terhubung? Apakah ada motif simbolis di baliknya, atau mungkin pelaku menggunakan cermin sebagai alat psikologis untuk menakut-nakuti korbannya?

"Ini tidak bisa diabaikan," gumam Anton. "Pelaku mungkin sengaja menggunakan cermin sebagai alat untuk memanipulasi korban. Tapi bagaimana caranya?"

Siska tampak termenung. "Kau pikir, apa mungkin pelaku sengaja memanipulasi cermin agar korban melihat sesuatu yang membuat mereka ketakutan? Mungkin dia menggunakan cermin untuk menanamkan rasa takut yang begitu dalam, sehingga mereka kehilangan kendali."

Anton terdiam sejenak, merenungkan teori tersebut. "Itu masuk akal. Kalau pelaku tahu bagaimana cara mengarahkan korban untuk melihat cermin sebelum mereka terbunuh, mungkin cermin itu punya peran lebih dari sekadar alat untuk memantulkan gambar. Bisa jadi, pelaku memanfaatkan psikologi korban, membuat mereka ketakutan atau bahkan membuat mereka percaya bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari kenyataan di balik cermin itu."

- - -

Anton kemudian memutuskan untuk memeriksa lebih lanjut tentang Rian, pacar Lisa yang hilang. Dia yakin bahwa Rian bisa menjadi kunci dalam mengungkap misteri ini. Mereka melacak keberadaan Rian ke apartemen kecil yang terletak di pinggiran kota. Namun, apartemen itu sudah kosong. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, seolah-olah Rian telah menghilang begitu saja setelah pembunuhan Lisa.

Namun, di apartemen tersebut, Anton menemukan sesuatu yang menarik. Di meja kecil di sudut ruangan, terdapat sebuah foto lama. Foto itu menunjukkan seorang pria yang mirip dengan Rian berdiri di depan cermin besar, yang sangat mirip dengan cermin yang ditemukan di rumah tua. Di belakangnya, tampak bayangan samar yang tidak seharusnya ada---sebuah bayangan yang tidak mencerminkan siapapun yang ada di foto.

"Ini gila," gumam Anton. "Apakah Rian tahu sesuatu tentang cermin itu? Apakah mungkin dia terlibat dalam pembunuhan ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun