Sidik jari itu tertinggal di cermin, seolah-olah seseorang baru saja menyentuhnya sebelum pembunuhan. Namun, ketika mereka memeriksa catatan sidik jari di database, tidak ada kecocokan. Sidik jari ini milik seseorang yang tidak ada dalam sistem, seseorang yang tak dikenal.
Anton berpikir keras. Satu-satunya jejak yang tertinggal adalah sidik jari di cermin, namun tidak ada petunjuk lain. Bagaimana pelaku bisa masuk dan keluar tanpa meninggalkan jejak lain? Apakah mungkin cermin ini menjadi kunci dari semuanya?
Saat Anton dan Siska berjalan keluar dari rumah Tuan Budi, Anton berhenti sejenak di depan pintu dan menatap langit yang mulai gelap. Pikiran-pikiran mulai bergolak di kepalanya.Â
Pembunuhan ini terlalu bersih, terlalu teratur, seolah-olah pelaku tahu persis bagaimana melakukan kejahatan tanpa meninggalkan jejak yang bisa diikuti. Satu-satunya petunjuk nyata adalah cermin itu, benda yang tampak tidak berbahaya namun menyimpan rahasia yang menakutkan.
"Ini lebih rumit daripada yang terlihat," Anton berbicara pada dirinya sendiri, sementara Siska berjalan di sampingnya. "Kita harus mencari tahu siapa yang memiliki akses ke rumah itu dan siapa yang mungkin memiliki hubungan dengan Lisa."
Siska menambahkan, "Dan jangan lupa cermin itu. Sepertinya setiap petunjuk mengarah ke sana. Sidik jari yang tidak dikenal, dan kondisi cermin yang tidak masuk akal. Apa mungkin ini semua hanya kebetulan?"
Anton tersenyum tipis. "Tidak ada yang kebetulan dalam pembunuhan, Siska. Kita harus mengupas lebih dalam, dan saya yakin cermin itu memegang jawabannya."
Malam itu, Anton tidak bisa tidur. Pikiran tentang cermin terus menghantui kepalanya. Siapa yang meninggalkan sidik jari di sana? Apakah ada kaitan antara cermin itu dan kejadian di masa lalu? Semakin dalam dia berpikir, semakin besar rasa penasaran yang menghantui dirinya.
Di tengah malam, Anton memutuskan untuk melakukan sesuatu yang tak biasa. Dia mengambil dokumen-dokumen lama terkait rumah tua itu, menggali sejarahnya lebih dalam.Â
Apa yang dia temukan adalah sesuatu yang mengejutkan: rumah itu dulunya milik seorang seniman eksentrik bernama Surya, yang tewas bunuh diri di depan cermin yang sama bertahun-tahun lalu. Cermin itu, katanya, memiliki "kekuatan" untuk menunjukkan bayangan dari dunia lain.
Pagi berikutnya, Anton memutuskan bahwa dia dan Siska harus kembali ke rumah tua itu. Mereka harus mengungkap rahasia cermin sebelum pembunuhan lain terjadi.