Mohon tunggu...
Alina Ratna Anjali
Alina Ratna Anjali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Author

Kita punya keinginan, tapi keadaan punya kenyataan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bipolar Disorder dan Pandangan Masyarakat

25 Desember 2021   12:05 Diperbarui: 29 Desember 2021   06:22 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah dari adanya Kesehatan mental merupakan sebuah ancaman global yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia, Kesehatan mental bukan saja hanya sebagai isu jauh dari pusat di dalam perencanaan kebijakan Kesehatan.

 WHO atau Badan Kesehatan Dunia menyebutkan bahwa gangguan Bipolar merupakan salah satu penyakit mental yang paling tinggi yaitu sekitar 5,7 juta jiwa menderita gangguan Bipolar dan kurang lebih sebanyak 25-50% penderita gangguan Bipolar pernah mencoba melakukan tindakan bunuh diri paling sedikit sekali selama dia hidup. 

Mayoritas kasus bunuh diri di Indonesia sangat berhubungan erat dengan masalah Kesehatan mental. 

Resiko untuk melakukan bunuh diri pada seseorang yang memiliki gangguan Bipolar yang paling tinggi yaitu selasa episode depresi yang diikuti oleh episode campuran, keadaan psikotik dan manik.

Gangguan Bipolar terjadi pada saat memasuki usia remaja akhir dan memasuki usia awal dewasa. Kasus gangguan Bipolar biasanya terjadi setengahnya dari keseluruhan yaitu dibawah usia 25 tahun. 

Namun, kondisi anak-anak dan dewasa pun dapat ditemukan. Masa paling kritis di siklus perkembangan seseorang adalah masa remaja. Karena dimasa remaja ini perubahan yang terjadi sangat banyak di dalam diri seseorang saat mempersiapkan diri menuju masa dewasa. 

Masa remaja berada di fase tengah antara anak kecil namun tidak dapat dikatakan sebagai anak kecil lagi, namun belum juga dapat dikatakan sebagai orang dewasa. 

Di masa remaja ini banyak sekali perubahan yang terjadi dikarenakan masa remaja ini banyak memuat gejolak perubahan baik perubahan bilogik, psikologik, dan perubahan sosial. 

Namun, di keadaan yang menanggung ini muncul berbagai konflik antara remaja dengan dirinya sendiri, maupun yang tidak di selesai dengan baik dan memunculkan efek negatif kepada perkembangan dari remaja untuk masa yang akan datang, paling utama terhadap proses pendewasaan karakter dan dapat memicu adanya gangguan mental.

Sebenarnya Apa itu Bipolar Disorder?

Penyakit mental yang dapat dilihat dari perubahan dari suasana hati yang ekstrem atau dapat disebut dengan Bipolar. Kondisi orang yang terkena bipolar dapat mengusik kualitas hidup dari seseorang.

Karena pengidap gangguan Bipolar dapat memiliki perasaan sangat Bahagia atau mania dan menjadi sangat sedih atau depresi dan hal ini terjadi secara tiba-tiba. 

Kondisi pengidap gangguan Bipolar dapat merusak hubungan pribadi, rendahnya dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar ataupun tidak sadar, mempengaruhi waktu tidur, energi, perilaku dan kemampuan berfikir jernih serta produktivitas ditempat kerja.

Para penyandang bipolar menjalankan tiga fase di dalam hidupnya, suasana hati yang sangat tinggi (Episode Mania), suasana hati normal dan Susana hati yang sangat rendah (Episode Depresi), oleh karena itulah biasanya para penyandang bipolar merasa sangat kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 

Saat penyandang bipolar merasakan rasa senang akan merasa sangat bersemangat serta penuh gairah dan jika penyandang bipolar merasakan episode depresi maka penyandang bipolar akan merasakan rasa tertekan, kehilangan kemungkinan untuk tetap hidup dan bahkan kehilangan untuk melakukan aktivitas.

Adapun faktor yang menyebabkan munculnya gangguan bipolar. Menurut penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa adanya pemicu penyakit mental ini bukan diakibatkan oleh faktor utama. 

National Institute of Mental Health (NIMH) menyatakan bahwa, terdapat empat hal yang menjadi faktor yang menyebabkan munculnya gangguan bipolar.

  • Struktur dan fungsi otak

Keseimbangan antara cairan utama di dalam otak orang dengan gangguan bipolar dimungkinkan mengalami ketidakseimbangan. Tingkat koritsol yang dimiliki oleh orang dengan gangguan bipolar terhitung tinggi. 

Yang mengakibatkan produksi dari kelenjar adrenal pun semakin banyak. Hal ini merupakan salah satu hal mengapa seorang bipolar dapat mengalami fase manik dan depresi yang sang ekstrem.

  • Genetic

Genetic sangat memiliki pengaruh untuk penyandang gangguan bipolar. Pada penelitian menyebutkan bahwa orang dengan gen tertantu memiliki kemungkinan lebih untuk menjadi orang dengan gangguan bipolar

  • Riwayat Keluarga

Gangguan bipolar juga dapat diderita oleh seorang anak yang memiliki orang tua ataupun saudara dengan gangguan bipolar. Riwayat keluarga bisa saja terjadi, namun bukan penyebab utama

  • Lingkungan dan Traumatik

Memiliki tekanan dan stress juga merupakan pemicu yang dapat memunculkan gangguan bipolar. 

Seseorang yang mengalami traumatic brain injury ataupun hantaman cukup berat dikepala, kondisi keluarga yang penuh dengan kekerasan, pelecehan seksual, hingga obat-obatan juga menjadi salah satu faktor terjadinya gangguan bipolar.

Jenis-jenis Gangguan Bipolar?

Gangguan Bipolar juga terdapat berbagai jenis yang mungkin gangguan bipolar itu terjadi, jenis gangguan bipolar (bipolar disorder) yaitu:

  • Gangguan Bipolar I

Dalam hal ini penyandang bipolar mengalami satu atau lebih episode mania yang dapat didahului atau diikuti oleh episode hipomania ataupun depresi

  • Gangguan Bipolar II

Dalam hal ini setidaknya dapat mengalami satu episode depresi atau hipomania. Namun, tidak merasakan atau mengalami episode mania

  • Gangguan Siklotimia

Gangguan siklotimia dapat didefinisikan merupakan sebuah periode gejala hipomania dan depresi yang setidaknya berlangsung selama dua taun (satu tahun pada anak-anak dan remaja). Gejala bipolar ini lebih ringan dibandingkan dengan tipe I dan tipe II

  • Jenis Gangguan Bipolar lain

Lebih umumnya penyandang mengalami periode perubahan mood abnormal secara penting, namun tidak memenuhi kriteria bipolar I, II atau siklotimia. 

Seperti contoh bipolar dan gangguan lain yang penyebabnya adalah obat-obatan tertentu, alcohol ataupun karena adanya kondisi medis seperti penyakit Cushing, multiple sclerosis ataupun stroke

Bagaimana pandangan masyarakat?

Pasien yang mengidap gangguan Bipolar di Indonesia sangat kurang untuk mendapatkan perhatian, banyak sekali hal yang tidak disadari oleh masyarakat serta tenaga kesehatan ketika muncul episode manik maupun depresi.

Rendahnya pemahaman serta perhatian dari masyarakat tentang pentingnya Kesehatan menjadi sebuah tantangan dalam sikap masyarakat Indonesia tentang gangguan bipolar. 

Penderita bipolar yang memiliki perasaan yang mendadak tiba-tiba berubah orang awam akan mengira bahwa gangguan bipolar itu tidak waras.  Dalam hal ini diperlukannya sosialisasi tentang Kesehatan mental kepada masyarakat luas yang sangat dibutuhkan. 

Adanya sikap suportif kepada penderita sangatlah perlu untuk penyandang dapat terbuka kepada masyarakat tentang keadaan yang dimilikinya.

Gangguan bipolar tidak masuk dalam kategori penyakit mematikan ataupun berbahaya. Namun, adanya dampak negatif dari pengaruh buruk dan gejala yang tidak dapat ditangani dengan baik juga dapat berujung fatal terhadap penyandang gangguan bipolar.

Stigma penderita gangguan mental sangat besar di Indonesia, rata-rata masyarakat masih mengucilkan penyandang gangguan bipolar. 

Kesadaran dari masyarakat yang rendah ini memiliki akibat adanya diskriminasi terhadap penyandang gangguan bipolar ataupun gangguan kesehatan mental lainnya. 

Diskriminasi yang biasanya dilakukan dengan cara perlakuan yang kasar, penghinaan maupun perundungan atau bullying dan dapat juga masyarakat menjauh terhadp orang penyandang gangguan bipolar serta keluarganya. 

Hal ini mengakibatkan para penyandang akan merasa semakin tertekan dan merasa putus asa. Stigma ini juga membuat penyandang tidak ingin untuk berkonsultasi dengan para ahli di bidangnya, lebih baik mengabaikan gejala penyakit yang sudah dirasakan.

Menghargai dan menghormati kondisi dari seseorang tentang bagaimanapun kondisinya merupakan suatu keharusan yang penting terlepas dari seseorang mengidap penyakit mental ataupun tidak. 

Keluarga dan lingkungan sekitar memiliki peran yang sangat penting untuk membuat penyandang bipolar dapat berdamai dengan diri dan kondisinya.

Namun, jika tidak penyandang akan menghadapi masalahnya sendirian dan bisa saja terjadi mencoba keluar dari kondisi dengan cara yang salah seperti menenangkan diri dengan narkoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun