Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Serial Noval] The Perfect House For The Perfect Couple

24 November 2019   14:54 Diperbarui: 30 Desember 2019   13:12 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Basa-basi kedua yang kuterima hari ini. Well, beginilah bila berhubungan dengan pasangan yang super sibuk. Tingkat kesabaranmu benar-benar akan teruji dengan baik.

"Oya, gak papa. Silakan pesan makanan dan minuman dulu. Santai saja. Jadwal saya kebetulan hari ini tidak terlalu padat kok." 

Segera saja kupanggilkan robot waitress untuk meminta lagi daftar menu buat Bu Dokter yang tampak kelelahan setelah mengikuti meeting di rumah sakit.

"Terimakasih, Bang," sahut Bu Dokter saat menerima daftar menu dari si robot waitress. Dan setelah membaca-baca daftar menu, "Ok. Saya pesan Mocha frappy dan hot tuna fettuccine saja ya. Terimakasih."

Sambil menunggu pesanan Bu Dokter datang, meeting tentang desain rumah pun segera digelar. Dan berhubung portofolio dan contoh desainnya telah ada di depan pasangan tersebut, maka kubiarkan saja mereka melihat-lihat, menilai, berdiskusi serta berdebat tentang rumah masa depan yang akan mereka bangun rencananya di Lombok.

"Di Lombok? Jadi, bukan di Jakarta?" tanyaku dengan ekspresi wajah tampak terkejut.

"Hahaha... Ya bukanlah, Bang. Tanah di Jakarta itu kan udah mahal,"Bu Dokter berkomentar. "Kami sengaja membangunnya di Lombok sebagai tempat alternatif liburan kami. Dan kami inginnya kelak rumah masa depan kami itu benar-benar menjadi rumah yang sempurna, tempat kami menghabiskan masa liburan bersama anak-anak, setelah lelah dengan segala keruwetan di Jakarta."

Oh!

Sang suami pun menambahkan, "Makanya kami sekarang itu benar-benar serius mencari seorang arsitek handal yang bisa mewujudkan impian kami itu. Dan pilihan itu jatuh ke Abang, yang kami dengar memiliki reputasi yang baik dan selalu berhasil memuaskan hasrat dan keinginan klien. Gimana, Bang? Sanggup kan mewujudkan The Perfect House buat kami?"

Ya, Tuhan. Kuhembuskan napas yang terasa berat di dada. Kembali aku harus berurusan dengan klien yang maha sempurna keinginannya. Maha sempurna maunya. Dan The Perfect House? Sejauh ini aku sudah bisa menebak dan membayangkan bagaimana prosesnya. Apalagi melihat penampilan pasutri yang ada di hadapanku ini. Tapi, ya sudahlah. Inilah resiko yang harus kuambil. Dan ini bukan untuk kali pertama. Jadi...

"Ok, siap. Bagaimanapun keinginan Mbak dan Mas, selama itu masuk akal dan saya mampu, insya Allah akan saya wujudkan. Jadi, saya juga mohon kerjasamanya ya. Oya satu lagi, saya mohon dengan sangat, bila nanti sudah dilakukan kesepakatan untuk revisi, usahakan jangan berubah-ubah lagi ya. Karena saya juga butuh waktu dan pikiran untuk melakukan hal itu. Jangan sampe desain yang sekiranya kudu kelar sesuai dengan tenggat waktu yang telah disepakati, eh ternyata malah molor. Gimana, Mbak dan Mas? Kita bisa deal gak nih?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun