Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tuba dari Sahabat

8 November 2019   07:46 Diperbarui: 8 November 2019   07:53 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Telah hampir setahun aku berlayar. Esok hari rencananya kapal yang kutumpangi itu akan bongkar jangkar di kotaku.

Ah, harusnya aku bahagia karena akan bertemu Andien, istri yang telah kutinggalkan selama hampir setahun ini. Namun entah kenapa, aku malah enggan pulang ke rumah.

"Maafkan Anggi ya, Mas. Kalo Anggi udah lancang ikut campur urusan rumah tangga Mas Andre dan Mbak Andien. Namun sebagai adek kandungmu, Anggi sudah gak tahan lagi mendengar gosip-gosip tetangga yang beredar. Selama Mas Andre berlayar, gosipnya Mbak Andien telah memasukkan laki-laki lain ke dalam rumah. Kabarnya, laki-laki itu teman SMA-nya Mbak Andien. Namanya Agung. Yang bikin Anggi syok, Mas, dari gosip yang beredar, Mbak Andien kini tengah hamil empat bulan. Gosipnya lagi itu adalah anaknya Agung. Dan saat Anggi main ke rumah Mas, memang tampak perubahan pada diri Mbak Andien yang terlihat tambah montok. Sayangnya, saat Anggi konfirmasi tentang gosip yang Anggi dengar di luar, Mbak Andien malah no comment."

Pesan WA (Whatapp) yang dikirim Anggi, adik semata wayangku itulah yang bikin aku marah dan enggan pulang ke rumah. Namun bila kudiamkan saja, aku makin penasaran dan dihinggapi emosi yang membara. Akhirnya kuputuskan, aku harus pulang untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

***

"Assalamualaikum...," ucapku ketika sampai di depan rumah bercat hijau toska. Rumah ini masih tampak sama dari luar. Ya, walaupun telah kutinggalkan selama hampir setahun ini.

Dari dalam rumah terdengar suara langkah kaki tergesa. Dan saat pintu depan rumah terbuka...

"Mas Andre...," pekik Andien tertahan.

Kemudian terdengar teriakan laki-laki dari dalam rumah, disusul derap langkah kaki. "Ada siapa, Sayang? Siapa yang datang?"

Lengkap sudah. Aku benar-benar melihatnya dengan kedua bola mataku. Bukti dari pesan WA Anggi ternyata tak salah. Dan hatiku sungguh hancur dibuatnya. Kubalikkan badan dan bergegas meninggalkan rumah bercat hijau toska yang menjadi saksi bisu pengkhianatan seorang perempuan dimana cintaku kepadanya itu merupakan cinta yang luar biasa.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun