Lidya itu kalo senyum, manis juga ternyata.
Tapi segera kugelengkan kepala.
Tidak, tidak. Jangan sampai gue terbuai oleh senyum si staf HRD jutek itu.
Dengan setengah berlari, aku pun bergegas menuju ke ruangan arsip.
***
Usai menyerahkan kembali map biru itu ke tangan Lidya, aku pun segera melangkah menuju ruang kerjaku, ya apalagi kalau bukan pantry.
“Lho, kok udah balik aja lu, Sal? Katanya tadi mo cuci mata ama mbak-mbak di resepsionis,” sambut Abdul saat dilihatnya aku masuk ke pantry dengan tampang kusut.
“Kesal gue, Dul. Baru aja mo turun ke bawah, eh, malah ketemu ama Si Jutek di luar.”
“Si Jutek? Siapa?” potong Miss Diana seraya menatapku.
Ups! Segera ditutup mulutku.
Ya, Tuhan. Tololnya gue. Di pantry kan masih ada Miss Diana?