Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ibu Lastri dan Kucing-kucing Liar

1 Agustus 2016   23:17 Diperbarui: 1 Agustus 2016   23:35 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, boleh. Mari, silakan duduk!" kata perempuan itu akhirnya dan mempersilakanku duduk di sampingnya.

"Nama saya Wisnu." Kuulurkan tangan mengajaknya berkenalan. Kemudian ia pun menyambut uluran tanganku.

"Lastri. Panggil saja Ibu Lastri."

Kekakuan yang sempat tercipta tadi akhirnya luluh juga.

"Rumah Ibu di mana? Kok setiap kali saya lewat jalan ini, selalu saja saya jumpai Ibu tengah asyik memberi makan kucing-kucing liar itu dengan makanan yang Ibu bawa sendiri."

Terdengar desahan napas Ibu Lastri, lirih.

"Habis saya kasihan dengan mereka, Nak," ujarnya seraya menunjuk kepada sekawanan kucing liar yang masih asyik menyantap makanannya. "Nasib mereka tak ubahnya seperti saya, terabaikan. Tak ada sama sekali orang yang peduli dengan mereka, sama halnya dengan saya."

Aku hanya diam, mencoba menyimak omongan perempuan yang duduk di sampingku ini.

"Suami saya telah tiada, dua tahun silam. Anak saya hanya satu dan kini ia telah berumah tangga dan ikut suaminya tinggal di Belanda." Ibu Lastri diam sejenak, mencoba menghapus bulir air yang menetes dari sudut matanya.

"Oh, berarti Ibu kini tinggal sendiri?" tanyaku, hati-hati.

"Ah, tidak juga. Ada pembantu, tukang kebun, dan sopir yang selalu setia mendampingi saya." Ibu Lastri kembali membisu. Hanya tangan kanannya saja yang memanggil kucing-kucing liar di hadapannya itu dan membelai mereka satu per satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun